TIMES JATIM, JAKARTA – Ambisi Timnas Voli Putri Indonesia untuk mengunci status juara Grup B di ajang SEA Games 2025 harus kandas. Menghadapi rival abadi Vietnam di Indoor Stadium Huamark, Jumat (12/12/2025), skuad Merah Putih tak mampu keluar dari tekanan dan menyerah tiga set langsung dengan skor 0-3 (20-25, 15-25, 19-25).
Kekalahan ini menempatkan Indonesia sebagai runner-up Grup B. Hasil yang cukup krusial karena memaksa Megawati Hangestri dan kawan-kawan menempuh jalan terjal di babak semifinal, di mana tuan rumah sekaligus raksasa voli Asia Tenggara, Thailand, kemungkinan besar sudah menanti.
Sejak peluit set pertama dibunyikan, Vietnam langsung tampil menekan dengan variasi serangan cepat (speed ball). Indonesia tampak kesulitan dalam receive (penerimaan bola pertama), membuat setter kesulitan membagi bola dengan nyaman. Serangan open spike dari sisi luar yang menjadi andalan Indonesia kerap kali terbaca oleh middle blocker Vietnam. Set pertama ditutup Vietnam dengan keunggulan 25-20.
Memasuki set kedua, Pelatih Marcos Sugiyama mencoba melakukan rotasi pemain untuk mengubah ritme. Strategi ini sempat berhasil, Indonesia mampu mengimbangi permainan lewat beberapa ace dan serangan back attack. Namun, konsentrasi yang buyar di poin-poin kritis (critical points) membuat Vietnam kembali mengambil momentum dan menutup set kedua 25-15.
Di set ketiga, dominasi Vietnam makin tak terbendung. Pertahanan lantai (floor defense) Vietnam yang solid membuat serangan Indonesia seringkali mentah. Sebaliknya, serangan balik Vietnam begitu efektif menembus blok Indonesia yang mulai renggang. Indonesia akhirnya harus merelakan set ketiga berakhir 25-19 untuk kemenangan Vietnam.
Usai pertandingan pelatih kepala Timnas Voli Putri Indonesia, Marcos Sugiyama, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Juru taktik berdarah Jepang-Brasil ini menyoroti aspek fundamental yang tidak berjalan sesuai rencana.
"Hari ini kita kalah di bola pertama (receive). Ketika receive tidak sampai ke setter dengan baik, kita kehilangan variasi serangan. Vietnam sangat pintar, mereka menargetkan server ke titik lemah kita, dan kita gagal mengantisipasi itu," ujar Marcos Sugiyama dengan nada serius.
Selain masalah teknis, Marcos juga menyinggung soal mentalitas bertanding saat menghadapi tim yang memiliki level setara atau lebih tinggi.
"Di set pertama kita punya momentum, tapi hilang karena ragu-ragu. Ini pelajaran mahal. Melawan Vietnam atau Thailand nanti, tidak boleh ada keraguan sedetik pun. Saya katakan ke pemain, lupakan skor 0-3 ini, istirahat, dan reset pikiran. Semifinal adalah perang sesungguhnya," tegas Marcos.
Dengan hasil ini, Indonesia harus segera berbenah. Waktu recovery yang singkat harus dimanfaatkan maksimal oleh tim pelatih untuk memperbaiki komunikasi pertahanan dan variasi serangan. Pertandingan semifinal dijadwalkan akan berlangsung lusa, dan siapapun lawannya, Timnas Putri Indonesia wajib tampil habis-habisan demi menjaga asa medali. (*)
| Pewarta | : M. Marhaban |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |