TIMES JATIM, BANYUWANGI – Suasana unik nan meriah tampak ketika ribuan warga tumplek blek memadati Lapangan Dusun Sumberjambe, Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, pada Jumat (12/12/2025).

Ribuan warga tersebut hadir untuk mengikuti acara Sedekah Bumi Ingkung Sewu dan Peresmian Tugu Mentas, yang digelar sebagai bentuk syukur dan kebahagiaan atas terbitnya sertifikat tanah dari program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) di wilayah mereka.

Acara yang dikemas apik dengan kolaborasi masyarakat lintas agama ini, menjadi momentum bersejarah bagi warga Sumberjambe dengan menghadirkan ribuan ingkung atau ayam utuh yang dimasak dengan bumbu khas hasil swadaya masyarakat.

Rangkaian acara Sedekah Bumi Ingkung Sewu, juga dihiasi dengan doa bersama lintas agama. Dalam doa tersebut, para tokoh agama dan warga tidak hanya memanjatkan rasa syukur atas terbitnya sertifikat tanah, tetapi juga memohon keselamatan bagi Indonesia agar senantiasa dijauhkan dari bencana serta diberi keberkahan dalam setiap langkah pembangunan.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, ditemani Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi, Patemo, hadir langsung yang sekaligus meresmikan Tugu Mentas alias merdeka, sebuah monumen yang dibangun sebagai simbol keberhasilan pelaksanaan program TORA di Dusun Sumberjambe.

“Hari ini masyarakat Dusun Sumberjambe menggelar ingkungan, ingkung sewu, sebagai wujud syukur atas diterimanya sertifikat tanah dari program TORA. Mudah-mudahan apa yang mereka dapat membawa keberkahan,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Jumat (12/12/2025).

Ipuk berharap, kejelasan status tanah melalui program TORA dapat meningkatkan kesejahteraan warga Sumberjambe. Orang nomor wahid di Bumi Blambangan itu, juga menitipkan pesan agar tanah yang telah bersertifikat dimanfaatkan secara produktif namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

“Saya titipkan bahwa lahan ini nanti bisa dimanfaatkan untuk hal yang produktif dan juga bagaimana bisa mensupport program ketahanan pangan. Lingkungannya dijaga. Pohon-pohon jangan ditebangi semuanya, karena ini bagian dari penyangga ekosistem yang ada di situ,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ipuk juga menyebut bahwa pemerintah terus mendorong percepatan program TORA di desa-desa lain yang masih belum tuntas, agar seluruh warga bisa memperoleh kepastian hukum atas lahan yang mereka tempati.

Kepala Desa Temurejo, Fuad Musyadat, mengatakan bahwa pada tahap pertama program TORA, sebanyak 827 bidang tanah di desanya telah tuntas menerima sertifikat.

Sementara untuk tahap kedua, masih dalam proses penerbitan Surat Keputusan (SK) Biru atau dokumen legal dari pemerintah untuk mengatur legalisasi dan redistribusi tanah dalam kawasan hutan kepada masyarakat penerima melalui program TORA.

“Ya Alhamdulillah yang sudah selesai tahap pertama 827 bidang, untuk yang tahap kedua masih SK Biru itu 417 bidang. Semoga semuanya cepat selesai,” kata Fuad.

Sementara itu, tokoh masyarakat setempat sekaligus Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi, Patemo, berharap agar manfaat dari program TORA ini benar-benar dapat dirasakan dan dimaksimalkan oleh warga Dusun Sumberjambe maupun Desa Temurejo secara umum.

Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, tujuan pemerintah memberikan kepastian hukum atas lahan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Karena itu, Patemo meminta lahan yang telah bersertifikat diharapkan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan produktif yang mendukung berbagai program pembangunan.

“Lahan yang sudah bersertifikat bisa dimanfaatkan untuk hal-hal produktif, salah satunya mendukung program ketahanan pangan dan menjaga lingkungan. Mudah-mudahan betul-betul bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” harapnya. (*)