TIMES JATIM, MALANG – Pembangunan desa yang berkelanjutan bukan sekadar memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga mencakup pemberdayaan sosial, ekonomi, dan budaya yang dapat mendorong kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Seorang pemimpin desa yang visioner memahami bahwa kemajuan desa tidak hanya ditentukan oleh aspek pembangunan fisik semata, tetapi juga oleh bagaimana mengelola sumber daya alam dengan bijak, memberdayakan masyarakat, serta menjaga kelestarian budaya lokal.
Oleh karena itu, kepemimpinan yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan berbagai pihak terkait menjadi kunci dalam menciptakan perubahan yang signifikan dan berdampak luas.
Salah satu pendekatan yang dapat diadopsi untuk menciptakan desa yang berkelanjutan adalah dengan mengintegrasikan teknologi dalam berbagai sektor kehidupan. Misalnya, pemberdayaan UMKM dan pengrajin lokal melalui pelatihan berbasis teknologi, seperti pemasaran digital, dapat membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk lokal.
Hal ini tidak hanya meningkatkan daya saing produk, tetapi juga mempercepat pertumbuhan ekonomi desa. Teknologi digital memungkinkan produk-produk unggulan dari desa bisa dikenal lebih luas, menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan mendorong peningkatan pendapatan warga.
Selain itu, pengelolaan sumber daya alam dengan prinsip ramah lingkungan menjadi sangat penting. Banyak desa yang memiliki kekayaan alam, namun sering kali pengelolaannya kurang memperhatikan keberlanjutan.
Penerapan teknologi ramah lingkungan dalam pertanian, seperti penggunaan sensor untuk memantau kondisi tanah dan tanaman, dapat meningkatkan efisiensi dalam bertani sekaligus menjaga kelestarian alam.
Melalui pendekatan ini, desa tidak hanya bisa meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan memperkuat ketahanan pangan lokal.
Namun, pembangunan desa tidak akan lengkap tanpa memperhatikan aspek sosial. Pemberdayaan perempuan dan penyandang disabilitas dalam pembangunan desa harus menjadi prioritas utama.
Dalam banyak komunitas, perempuan dan penyandang disabilitas sering kali terpinggirkan. Dengan membuka akses pendidikan, pelatihan keterampilan, serta peluang kerja bagi mereka, desa dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil.
Ini bukan hanya soal memberikan kesempatan, tetapi juga mengubah pola pikir masyarakat untuk menerima dan menghargai kontribusi semua elemen dalam pembangunan.
Inovasi dalam bidang pendidikan juga memiliki peran penting dalam membentuk desa yang berkelanjutan. Misalnya, dengan menciptakan program sekolah alam yang mengajarkan keterampilan berbasis alam dan peduli terhadap lingkungan, desa dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap alam di kalangan generasi muda.
Program ini tidak hanya memperkenalkan ilmu pengetahuan umum, tetapi juga membekali anak-anak desa dengan keterampilan praktis yang berguna di masa depan. Pendidikan berbasis alam akan menyiapkan mereka untuk menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, sambil tetap menjaga kearifan lokal.
Selain itu, penting bagi seorang pemimpin desa untuk menciptakan budaya partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. Pembangunan yang sukses tidak hanya datang dari keputusan yang diambil di atas, tetapi juga dari keterlibatan masyarakat yang merasakan langsung dampak dari kebijakan tersebut.
Melalui musyawarah, diskusi, dan evaluasi bersama, setiap program pembangunan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat desa. Kepemimpinan yang inklusif dan demokratis ini mendorong terwujudnya pembangunan yang lebih adil dan merata.
Penting juga untuk diingat bahwa keberhasilan pembangunan desa sangat bergantung pada kolaborasi yang baik antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak-pihak eksternal seperti lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan akademisi.
Dengan menjalin kerjasama yang erat, desa bisa mendapatkan akses pada sumber daya, pengetahuan, dan teknologi yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan inovasi-inovasi tersebut. Kolaborasi ini akan menghasilkan sinergi yang mendorong kemajuan yang lebih pesat dan berkelanjutan.
Desa yang makmur, sejahtera, dan berbudaya bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Dengan kepemimpinan yang mengutamakan inovasi, keberlanjutan, dan partisipasi masyarakat, desa bisa tumbuh dan berkembang menjadi komunitas yang mandiri dan tangguh.
Pembangunan yang berkelanjutan akan menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kualitas hidup, serta menjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal. Inilah model pembangunan desa yang seharusnya diadopsi untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat desa.
***
*) Oleh : Idhinningrum, Kepala Desa Sumberporong, Lawang, Malang.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |