TIMES JATIM, BANYUWANGI – Generasi Alpha, sering juga disebut sebagai generasi Alfa, adalah kelompok demografis yang lahir setelah tahun 2010 hingga 2025. Mereka adalah generasi yang datang setelah Generasi Z, menjadikan mereka sebagai adik dari Generasi Z.
Berbeda dengan generasi Z merupakan generasi yang lahir pada tahun Lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, generasi Z menyaksikan transisi dari dunia analog ke digital. Mereka tumbuh dengan teknologi yang terus berkembang, seperti media sosial, smartphone, dan internet.
Sedangkan generasi Alpha generasi yang Lahir setelah tahun 2010, generasi Alfa adalah generasi pertama yang sepenuhnya lahir dan dibesarkan di era digital. Mereka tidak mengenal dunia tanpa teknologi canggih seperti smartphone, tablet, dan akses internet yang luas.
Generasi Alfa memiliki keunggulan dalam kemahiran teknologi dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka adalah generasi pertama yang benar-benar tumbuh di dunia yang sepenuhnya terhubung dengan teknologi digital sejak lahir.
Penting bagi keluarga, pendidik, dan masyarakat untuk mendukung mereka dalam mengembangkan keterampilan ini secara positif dan seimbang, agar mereka dapat memanfaatkan teknologi untuk kebaikan dan mencapai potensi maksimal mereka.
Generasi Alpha diperkirakan akan menjadi generasi yang sangat berbeda dari pendahulunya karena tumbuh di dunia yang lebih terhubung dan dinamis. Mereka membawa harapan besar untuk masa depan dengan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan teknologi dan sosial.
Sebutan generasi alpha ini dikemukakan pertama kali oleh Mark Mccrindle, Mark Mccrindle ini mengatakan akan diprediksi pada generasi ini gen alfa cenderung kurang bersosialisasi secara tatap muka dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka lebih sering berinteraksi melalui perangkat digital dan media sosial.
Generasi ini akan selalu berhubungan dengan gadget dan mempunyai sikap yang individualis. Mereka sering kali lebih fokus pada aktivitas digital pribadi daripada kegiatan sosial kelompok. Kesenangan yang didapatkan pada generasi ini pasti akan sulit untuk menjauhkan generasi ini pada gadget.
Generasi Alfa, juga dikenal sebagai "glass generation," adalah kelompok demografis, dan mereka dikenal karena kedekatannya dengan teknologi digital sejak usia dini. Istilah "glass generation" merujuk pada kebiasaan mereka yang hampir setiap hari berinteraksi dengan layar perangkat elektronik seperti handphone atau tablet, sehingga seakan-akan tidak bisa terpisahkan dari perangkat tersebut dalam berbagai situasi.
Juga dikatakan sebagai generasi yang cerdas, karena Generasi Alpha sebagian besar generasi yang dilahirkan dari orang tua yang termasuk generasi Milenial. Milenial tumbuh di era peralihan teknologi digital dan sangat adaptif terhadap perubahan teknologi. Sebagai hasilnya, mereka cenderung memperkenalkan teknologi kepada anak-anak mereka sejak usia dini, memberikan lingkungan yang mendukung perkembangan intelektual yang cepat.
Generasi Alfa memiliki beberapa kelebihan yang membuat mereka unik dan adaptif dalam era digital saat ini. Berikut adalah beberapa kelebihan utama Generasi Alfa: Pertama, Mahir dalam menggunakan teknologi sejak Dini, anak-anak dari Generasi Alfa sudah terbiasa dengan perangkat digital sejak usia dini, sehingga mereka memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengoperasikan gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer. Juga cepat dalam beradaptasi, mereka mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan memahami fungsi-fungsi baru dengan mudah.
Kedua, Dalam mengakses informasi, generasi Alfa memiliki akses yang luas ke informasi melalui internet. Mereka dapat belajar secara mandiri tentang berbagai topik dan keterampilan.
Ketiga, Lebih kreatif dan berinovasi, mereka menggunakan berbagai alat digital untuk mengekspresikan kreativitas, seperti aplikasi menggambar, perangkat lunak pengeditan video, dan permainan edukatif.
Generasi Alfa memiliki banyak kelebihan yang membuat mereka siap menghadapi tantangan masa depan. Kemahiran teknologi, kreativitas, kemampuan multitasking, dan kesadaran sosial adalah beberapa keunggulan yang mereka miliki. Penting bagi kita untuk mendukung dan mengarahkan mereka agar dapat memanfaatkan potensi ini secara positif dan produktif.
Ketakutan generasi sebelumnya terhadap Generasi Alpha mungkin berasal dari ketidakpastian tentang bagaimana teknologi akan terus mempengaruhi kehidupan dan pekerjaan di masa depan. Generasi Alpha dipandang lebih pintar dan cepat beradaptasi karena mereka menguasai alat dan platform yang bahkan generasi sebelumnya mungkin masih pelajari atau adaptasi. Mereka memiliki potensi untuk mengubah banyak aspek kehidupan dan pekerjaan dengan cara yang inovatif dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun, penting juga untuk mempertimbangkan bahwa kecerdasan bukan hanya tentang kemampuan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana mereka menggunakan keterampilan ini untuk memecahkan masalah, berinovasi, dan berkontribusi positif pada masyarakat. Generasi Alpha memiliki potensi besar, dan dukungan yang tepat dari keluarga, pendidikan, dan masyarakat akan membantu mereka mencapai potensi tersebut.
***
*) Oleh : Izza Afkarina Ulinnuha, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas KH. Mukhtar Syafaat Banyuwangi.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |