TIMES JATIM, BONDOWOSO – Salah seorang oknum pendamping PKH di Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari inisial AB ditetapkan tersangka oleh Satreskrim Polres Bondowoso karena diduga memotong dana penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH). 

Kanit Pidkor Polres Bondowoso, Iptu Yudi Kurniawan menjelaskan, dia diduga melakukan pemotongan dengan berbagai modus.

Dia melakukan melakukan pemotongan untuk menguntungkan pribadi. Adapun korban yakni 588 keluarga penerima manfaat (KPM) di Desa Lombok Kulon.

“Kejadian dugaan pemotongan terjadi selama rentan tahun 2018 hingga tahap 3 bulan Agustus 2021,” kata dia, Selasa (21/1/2025). 

Modus yang dilakukan yakni diduga tersangka memegang kartu penerima PKH dan menarik uang di ATM tanpa seijin penerima PKH. 

Tidak hanya itu lanjut dia, AB juga diduga meminta biaya administrasi penarikan uang pada para penerima manfaat masing-masing Rp 5 ribu.

Menurutnya, dengan kejadian tersebut total kerugian yang dialami para penerima PKH dj desa tersebut sekitar Rp 290,8 juta. 

Satreskrim Polres Bondowoso sudah memeriksa sebanyak 85 orang, baik saksi maupun ahli,” jelas dia. 

Salah satu yang dimintai seorang dari Kementerian Sosial RI. Bahkan Polres akan meminta keterangan dari saksi ahli Kementerian. 

"Sesuai petunjuk P19, ada tambahan pemeriksaan saksi ahli maupun saksi dari Kementerian sosial," jelas dia. 

AB disangkakan Pasal 2 ayat 1 dan atau pasal 3 UU RI No. 31 tahun 1999 ttg pemberantasan TPK sebagaimana diubah dengan UU RI No. 20 tahun 2001 tetanng perubahan atas UU RI No. 31 tahun 1999. (*)