https://jatim.times.co.id/
Berita

Jargon Probolinggo Sae Menjelma Jadi Motif Batik, Ini Asal Muasal dan Filosofinya

Selasa, 21 Januari 2025 - 15:36
Jargon Probolinggo Sae Menjelma Jadi Motif Batik, Ini Asal Muasal dan Filosofinya Mahrus Ali menunjukkan Batik Probolinggo Sae saat ditemui di Expo Pendidikan dan UMKM di halaman kampus Unuja Probolinggo (FOTO: Iqbal/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Jargon Probolinggo Sae yang digunakan Gus dr. Mohammad Haris atau Gus Haris dan Ra Fahmi AHZ dalam Pilkada Kabupaten Probolinggo 2024, kini menjelma menjadi motif batik. Motif batik itu, dinamai Batik Probolinggo Sae

Motif batik yang terinspirasi dari perpaduan dua pondok pesantren besar di Kabupaten Probolinggo itu, dipamerkan di Expo Pendidikan dan UMKM Jatim, yang digelar dalam rangka peringatan Harlah NU dan Rakerwil PWNU Jatim di Ponpes Nurul Jadid. 

Mahrus-Ali-menunjukkan-Batik-Probolinggo-Sae-2.jpgGus Haris dan Ra Fahmi dalam debat publik ketiga Pilkada Kabupaten Probolinggo. Keduanya mengenakan Batik Probolinggo Sae (FOTO: Istimewa) 

Expo digelar sejak Senin (20/2025) hingga Minggu (16/1/2025) di halaman kampus Universitas Nurul Jadid atau Unuja Probolinggo.

Adapun dua pesantren yang dimaksud adalah Ponpes Zainul Hasan Genggong (asal Gus Haris) dan Ponpes Nurul Jadid (asal Ra Fahmi). 

Batik Probolinggo saya didesain dan diproduksi oleh Mahrus Ali, owner Rumah Batik Ronggomukti yang berada di Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan kabupaten setempat. 

Batik Probolinggo Sae hadir dengan motif utama Bunga Genggong dan Bunga Tanjung. Bunga Genggong merupakan simbul Ponpes Zainul Hasan Genggong. Sedangkan Bunga Tanjung merupakan simbol Ponpes Nurul Jadid. 

Motif utama itu, dipadukan dengan Gunung Bromo dan buah mangga, yang menjadi simbol Kabupaten Probolinggo. 

"Di bagian bawah ada garis-garis yang bermakna garis kehidupan yang lurus," kata Mahrus Ali perihal makna filosofis dari motif Batik Probolinggo Sae. 

Pada bagian tanahan di dalam garis, ada motif beras tumpah, air, dan bintang. Ini mengandung bermakna kesejahteraan, kemakmuran, harapan luhur dan kebermanfaatan.

"Pemakai batik motif ini diharapakan menjadi manusia yang mampu mewujudkan kesejahteraan, kemakmuran, dan ketenteraman bagi masyarakat sekitar," terang pria yang juga Ketua Asosiasi Adikarya Pengrajin Batik, Bordir dan Aksesoris (APBBA) ini. 

Mahrus Ali mengakui, Batik Probolinggo Sae terinspirasi dari bersatunya Gus Haris dari Ponpes Zainul Hasan Genggong, dan Ra Fahmi dari Ponpes Nurul Jadid, menjadi pasangan calon dalam Pilkada 2024.

Ceritanya, selepas pengundian nomor urut pasangan calon, ia diminta Gus Haris membuat desain batik. Permintaan itu dipenuhi Mahrus Ali.

"Lima hari menjelang debat publik kedua, batiknya sudah jadi. Tapi belum dipakai," kata pria yang juga guru SMA Nurul Jadid ini kepada TIMES Indonesia. 

Batik Probolinggo Sae baru dipakai oleh Gus Haris dan Ra Fahmi dalam debat publik ketiga, yang dilangsungkan di Gedung Islamic Center, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.

Batik Probolinggo Sae dibanderol dengan dua harga. Yaitu Rp 300 ribu untuk kain primis, dan Rp 250 ribu untuk kain prima. (*) 

Pewarta : Muhammad Iqbal
Editor : Muhammad Iqbal
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.