TIMES JATIM, BANYUWANGI – Di tengah pandemi Covid-19, bisnis budidaya jamur janggel jagung semakin diminati oleh masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh sejumlah pemuda asal Dusun Krajan Satu, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi.
Pasalnya, mereka bisa meraup omzet hingga Rp 8 juta rupiah setiap bulannya dari usaha yang dikelola bersama para pemuda kampung setempat.
Menurut salah satu pembudidaya Jamur Janggel, Dani Arif Rahmanto, usaha yang di bentuk sejak 5 bulan lalu ini terinspirasi dari banyaknya limbah Janggel Jagung yang ada di desanya.
"Jamur Janggel itu tumbuh dari limbah Janggel Jagung, karena kami melihat banyaknya Janggel Jagung yang sudah di buang, kami jadikan bahan untuk budidaya," kata Dani, Senin (4/1/2021).
Dengan dibantu oleh 10 orang temannya, diarea pekarangan rumah seluas setengah hektar ini Dani mampu memproduksi hingga 10 KG jamur setiap harinya.
"Dalam satu kali panen kita bisa sampai 10 kilogram, harga jamur mentahan, itu per kilogramnya Rp 28 Ribu," cetusnya.
Selain menjual hasil panen yang masih mentah, dirinya juga mengembangkan produk olahan jamur. Hal ini dimaksudkan agar bisa menambah nilai ekonomis dari produksi jamur yang ia geluti.
"Kami juga ada produk olahannya, untuk varian rasa kita ada 6 jenis, mulai dari original, balado, sampai dengan rasa manis. Kalau untuk harga kita patok Rp 7 Ribu Rupiah saja per 100 gramnya," ucap Dani.
Lanjutnya, dengan mengajak rekan tongkrongan di kampungnya, dirinya berharap bisa memberikan wadah dalam melatih ketrampilan usaha. Terlebih ada beberapa teman yang tekena PHK akibat dampak dari pandemi Covid-19.
"Ini adalah salah satu usaha kita untuk memberikan wawasan dan praktik dalam berwirausaha, apalagi ada teman kita yang terkenal PHK karena covid-19. Semoga budidaya jamur janggel jagung ini bisa memberikan pendapatan baru di tengah kondisi pandemi seperti ini," tuturnya. (*)
Pewarta | : Riswan Efendi (MG-307) |
Editor | : Deasy Mayasari |