TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Muhammad Joko Hasbullah (42), warga Desa Tegalsiwalan, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, membangun sarana edukasi dengan mengoleksi 100 varian anggur.
Ratusan varietas ini ia tanam di lahan rumahnya sebagai bagian dari upayanya memperkenalkan dan melestarikan tanaman anggur.
Saat dikunjungi pada Senin (16/12/2024), halaman depan rumah Joko dipenuhi tanaman anggur, mulai dari bibit hingga yang siap dipetik. Sebagian besar ditanam di lahan belakang dan samping rumahnya.
Joko mulai menekuni budidaya anggur pada akhir 2017. Awalnya, ia lebih menyukai tanaman stroberi. Namun, hobi itu berubah setelah seorang temannya dari kementerian pertanian memberinya bibit anggur untuk dikembangkan.
“Mulanya saya suka tanaman stroberi. Kemudian sekitar tahun 2017 teman saya mendapatkan puluhan bibit anggur dari kementerian pertanian. Kemudian setelah ditelusuri untuk pengembangan anggur, muncul nama Probolinggo yang kemudian menghubungi saya,” kata Joko.
Meski di awal ia diberikan bibit yang sulit berbuah, Joko tetap bersemangat. Ia menganggap tantangan tersebut bagian dari proses belajar.
“Mungkin karena saya sukses di stroberi, dikira saya masuk petani senior kali ya,” katanya sambil tersenyum.
Hingga kini, Joko telah menyeleksi tanamannya dan mempertahankan sekitar 100 jenis anggur dari total 150 varian yang pernah ia tanam.
Beberapa varietas populer yang ia miliki meliputi Jupiter, Viktor, Thompson Seedless, Red Globe, dan Cabernet Sauvignon, hingga varietas lokal seperti Anggur Gantung.
Setiap varian hanya ditanam satu pohon untuk menghemat lahan dan fokus pada tujuan edukasi.
Kebun anggur milik Joko telah menarik perhatian pelajar, mahasiswa, hingga wisatawan. Selain menjual bibit seharga Rp75 ribu per pohon, ia juga membuka layanan petik anggur langsung dengan tarif Rp100 ribu per kilogram.
Kegemaran ini bahkan melibatkan istrinya, Ika Noviati, yang mengolah hasil panen menjadi produk seperti keripik daun anggur dan selai anggur.
“Efek dari hobi saya ini salah satunya mendapatkan penghasilan dari jual bibit, UMKM dari olahan anggur dan juga jika ada yang mau petik anggur,” kata Joko
Meski begitu, ia menegaskan tujuan utamanya adalah edukasi dan konservasi tanaman anggur.
“Oleh karenanya saya tidak menanam satu varian dengan skala besar,” imbuh Joko.
Joko juga membuktikan jika anggur bisa berbuah sepanjang tahun, bahkan di musim hujan. Dengan perawatan yang telaten, ia mampu mengatur waktu panen agar selalu tersedia hasil segar.
Melalui usahanya ini, Joko berharap sarana edukasinya dapat melestarikan tanaman anggur sekaligus mendorong minat masyarakat untuk turut menanamnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bangun Sarana Edukasi, Warga Probolinggo Koleksi 100 Jenis Anggur
Pewarta | : Rizky Putra Dinasti |
Editor | : Imadudin Muhammad |