TIMES JATIM, JOMBANG – Mulai 5 November 2024, pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di sejumlah SPBU di Kabupaten Jombang telah resmi menggunakan QR Code.
Penggunaan barcode ini bertujuan memastikan subsidi tepat sasaran. Meski sudah disosialisasikan selama enam bulan, masih banyak konsumen yang belum memiliki QR Code dan terpaksa beralih ke pertamax.
Seperti yang terlihat di SPBU 54.614.29 Sumobito, Jombang. Kendaraan Suzuki Carry yang hendak mengisi pertalite, misalnya, harus mengurungkan niat karena pengemudinya belum mendaftarkan kendaraannya untuk mendapatkan QR Code.
Petugas SPBU, Nata, meminta pengemudi menunjukkan barcode, namun karena belum memilikinya, ia pun diarahkan untuk mendaftar atau mengisi pertamax sebagai alternatif.
"Sejak 5 November, pembelian pertalite di sini wajib menggunakan QR Code. Jika belum punya barcode, konsumen hanya bisa membeli pertamax," ujar Nata, Rabu (13/11/2024).
Kasus serupa dialami pengemudi Daihatsu Zebra yang juga belum memiliki QR Code dan akhirnya terpaksa membeli pertamax. Perbedaan harga cukup signifikan, dengan pertalite bersubsidi dijual seharga Rp10 ribu per liter, sementara pertamax non-subsidi mencapai Rp12.100 per liter. Meskipun demikian, Nata menegaskan bahwa tidak ada keluhan dari konsumen terkait kebijakan baru ini.
Proses Pembuatan QR Code Kurang dari 30 Menit
Bagi konsumen yang sudah memiliki QR Code, pengalaman membeli BBM menjadi lebih mudah. Salah satunya adalah Luluk Indrawati (40), warga Kecamatan Kesamben, Jombang, yang berhasil mendaftarkan kendaraannya melalui platform MyPertamina dan mendapatkan QR Code dalam waktu kurang dari 30 menit.
"Saya sudah pakai QR Code saat membeli pertalite. Tidak ribet dan lebih praktis. Selain itu, subsidi BBM juga bisa lebih tepat sasaran," ujar Luluk, yang sehari-hari berprofesi sebagai guru.
Luluk menuturkan bahwa setelah diberi tahu petugas SPBU untuk segera mendaftarkan kendaraannya, ia langsung mengakses situs subsiditepat.mypertamina.id dan mengunggah dokumen seperti e-KTP, foto STNK, dan foto kendaraannya. Dalam hitungan menit, ia sudah mendapatkan QR Code yang kemudian dicetak seukuran e-KTP agar mudah dibawa.
"Hari ini pertama kali saya pakai QR Code untuk beli pertalite, dan prosesnya berjalan lancar. Ini sistem yang lebih cepat dan efisien, jadi saya tidak perlu ribet setiap kali mengisi BBM," tambahnya.
Luluk menyambut baik penerapan QR Code ini, karena bisa membedakan antara konsumen yang berhak mendapatkan subsidi dan yang tidak. Menurutnya, dengan cara ini, subsidi BBM bisa lebih tepat sasaran dan efisien.
PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus mencatat bahwa animo masyarakat Jawa Timur terhadap program pembelian BBM bersubsidi dengan QR Code cukup tinggi. Hingga saat ini, lebih dari 700 ribu kendaraan di Jatim sudah terdaftar.
Area Manager Communication, Relation, and CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, mengungkapkan bahwa total ada 747.748 kendaraan yang telah terdaftar di Jawa Timur sebagai pengguna pertalite bersubsidi dengan QR Code.
“Semoga penggunaan QR Code bisa membantu pemerintah dalam menyalurkan subsidi BBM secara lebih tepat sasaran, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh mereka yang benar-benar membutuhkan,” ucapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pembelian Pertalite di Jombang Wajib Pakai QR Code, Warga Diminta Siapkan Barcode
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |