https://jatim.times.co.id/
Berita

Berkat Inovasi Program BTS, Banyuwangi Semakin Mendekati Zero Stunting

Rabu, 16 Oktober 2024 - 20:01
Berkat Inovasi Program BTS, Banyuwangi Semakin Mendekati Zero Stunting Foto bersama Plt Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat bersama Kader BTS saat Rakor Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PMT Pada Baduta Stunting, Wasting, Underweight dan Bumil Risti tahun 2024 di Ballroom El Hotel Banyuwangi. (FOTO: Anggara Cahya/T

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Upaya Pemerintah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Banyuwangi dalam mencapai target zero stunting semakin intensif. Melalui Program Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS) dengan Pemberian Makanan Tambahan (PTM), angka stunting di Bumi Blambangan terus mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat mengatakan, berkat dukungan Kader BTS melalui keberlangsungan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PTM) lokal untuk Bayi Dua Tahun (Baduta) Stunting dan Ibu Hamil Resiko Tinggi (Bumil Risti) yang sudah berjalan dua tahun angka stunting terus menunjukkan penurunan.

“Sudah berjalan dua tahun terakhir, sehingga kasus Balita stunting di Banyuwangi sampai dengan saat ini yaitu sekitar 2,46 persen untuk dituntaskan,” katanya, Rabu (16/10/2024).

Dari persentase itu, Amir menambahkan, ada 2133 Balita Stunting yang harus dientaskan. Angka tersebut menunjukkan adanya penurunan yang signifikan dari jumlah balita stunting di tahun 2023 yaitu kurang lebih 2780 balita.

“Semoga harapan kami tiga sampai empat tahun lagi zero stunting di Banyuwangi bisa terwujud,” ujarnya.

Meski demikian, tak hanya berpaku pada Program PMT, Dinkes Banyuwangi melalui kadernya juga aktif memonitoring seluruh baduta apakah telah mendapatkan nutrisi yang cukup dari program tersebut.

Selain itu, pada tahun 2024 secara khusus dalam mewujudkan Zero Stunting terdapat tambahan intervensi berupa pemberian Pangan Kebutuhan Medis Khusus (PKMK). PMKM sendiri seperti pemberian susu yang telah diresepkan dokter spesialis.

“Kita melibatkan dokter spesialis yang ada di RSUD Genteng dan RSUD Blambangan untuk meresepkan bagi stunting yang agak parah. Upaya itu dilakukan untuk menambah intervensi karena support anggaran sebesar Rp10 miliar tahun ini,” tutur Amir.

Dalam program BTS, masih Amir, kunci penanganan stunting ada di dua basis dan tiga pilar. Dua basis tersebut adalah bangun kolaborasi dengan semua pihak atau sektor terkait seperti Kepala Desa dan tokoh masyarakat dan kedua mengupayakan secara maksimal menuju Banyuwangi zero stunting.

Sementara tiga pilar ialah identifikasi balita stunting seperti by name, by address, and by problem, Kedua, perbaiki problem faktor penyebab stunting, misalnya masalah ekonomi, kondisi kesehatan, gizi, dan lainnya. Pilar ketiga, ukur secara berkala tumbuh kembang janin hingga anak berusia di bawah 2 tahun atau 1000 hari pertama kehidupan. 

“Program PMT merupakan ikhtiar dalam penanganan, sedangkan untuk pencegahan stunting ibu hamil dan remaja putri khususnya juga kita beri atensi khusus supaya tidak muncul stunting baru,” terang Amir.

“Remaja putri yang Anemia dan HB rendah jika menjadi ibu hamil akan menjadi ibu hamil dengan resiko tinggi. Makanya kita lakukan upaya Double Track dalam penanganan sekaligus pencegahan,” imbuh Amir. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.