TIMES JATIM, MALANG – Dinas Perikanan Kabupaten Malang merespons keresahan kelompok nelayan tradisional terhadap aktivitas kapal besar (Slerek) di zona 4 mil perairan Malang Selatan. 

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang Victor Sembiring menyatakan, tengah mengupayakan beberapa langkah sementara, agar tidak terjadi konflik meluas antarnelayan. 

"Sementara ini, kami dari Dinas Perikanan meminta nelayan (tradisional) untuk menjaga kekompakkan antarnelayan. Sehingga, apabila ada nelayan dengan kapal di atas 10 GT atau Slerek masuk zona penangkapan di bawah 4 mil, bisa bersama-sama menghalau nelayan slerek," kata Victor kepada TIMES Indonesia, melalui pesan WhatsApp-nya, Jumat (5/7/2024) malam. 

Upaya lainnya, lanjut Victor, sembari pihaknya juga berkomunikasi dengan Dirjen PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta pihak Poskamladu (SatPolair dan Pos AL) di Sendangbiru, Kabupaten Malang. 

"Walaupun upaya ini sudah pernah kami lakukan, kami akan lakukan kembali (melapor ke PSDKP KKP)," tandasnya. 

Dalam keterangan tertulisnya, Kabid Pemberdayaan Nelayan Kecil Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Rudy Karunianto juga mengungkapkan, atas arahan Kepala Dinas Perikanan, maka permasalahan pelanggaran jalur penangkapan ikan saat ini sudah dilaporkan sesuai prosedur dan aturan yang berlaku. 

Dikatakan dia, berdasarkan informasi yang didapatkannya terkait pelanggaran jalur penangkapan ikan di bawah 4 mil tersebut, disinyalir terjadi karena adanya oknum yang sengaja mengundang nelayan kapal >30GT atau slerek ke daerah penangkapan ikan di beberapa wilayah perairan tertentu. 

Dikonfirmasi terpisah, Kasatpolairud Polres Malang, AKP Slamet Subagyo menyatakan, pihaknya juga memberi atensi atas keluhan nelayan kecil pada aktivitas slerek di zona kurang dari 4 mil, sepanjang perairan wilayah Tirtoyudo dan Ampelgading Kabupaten Malang tersebut. 

Menurutnya, terkait laporan ini informasinya sudah ditindak lanjuti oleh PSDKP kemarin, dan sudah diberikan edukasi kepada Kelompok Nelayan Slerek. 

Petugas Satpolairud bahkan berencana membantu menggelar patroli laut jika dibutuhkan. 

"Kami masih tetap monitoring perkembangan situasi. Monggo berkenan dikabari, bilamana ada perkembangan situasi," kata Slamet. (*)