https://jatim.times.co.id/
Berita

Kesehatan Sampai Pelupuk Mata, Prioritas Program Cabup Banyuwangi Ipuk Fiestiandani

Minggu, 06 Oktober 2024 - 20:01
Kesehatan Sampai Pelupuk Mata, Prioritas Program Cabup Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Ipuk Fiestiandani Azwar Anas saat berada di salah satu rumah warga yang berada di Kecamatan Glagah, Banyuwangi penerima layanan jemput bola warga sakit. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia).

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Kesehatan sampai ke pelupuk mata. Kata tersebut sangat tepat menggambarkan salah satu program prioritas Ipuk Fiestiandani, Calon Bupati atau Cabup Banyuwangi di Pilkada 2024 mendatang. 

Program jemput bola warga sakit yang sedang berjalan ini adalah program di mana tenaga kesehatan blusukan ke kampung-kampung merawat dan mengobati warga yang sakit dalam kondisi tertentu. Artinya, warga tidak perlu datang ke Puskesmas atau Rumah Sakit.

Dalam program ini, tenaga kesehatan dari Puskesmas maupun rumah sakit secara rutin melakukan pemeriksaan pada warga, utamanya lanjut usia, ibu hamil berisiko tinggi, anak stunting dan mereka yang tidak bisa berobat ke luar rumah.

Selama ini sejak 2021 hingga 2024 telah terdapat sekitar 10.818 warga yang telah mendapat layanan jemput bola. Layanan jemput bola warga sakit ini sendiri akan dipermudah prosesnya.

"Warga sakit namun tidak memiliki kemampuan untuk datang ke Puskesmas atau rumah sakit, bisa segera menghubungi call center 112, atau menghubungi petugas kelurahan atau desa," kata Ipuk saat menjenguk anak stunting di wilayah Kecamatan Banyuwangi, Minggu (6/10/2024). 

Cabup nomor urut 2 ini menegaskan bahwa tidak boleh ada orang sakit yang tidak bisa berobat di Banyuwangi. "Kami pastikan seluruh warga, mendapatkan layanan kesehatan,” tegasnya.

Ipuk menjelaskan, utuk jemput bola rawat warga, akan dipermudah mekanismenya. Nanti tinggal kontak call center 112, langsung divalidasi oleh Puskesmas untuk mendapat layanan perawatan di rumah.

Selain jemput bola, Ipuk juga memperkuat dari sisi penanganan kesehatan, dalam arti tenaga kesehatan dan teknologi peralatan kesehatannya. Pihaknya terus berikhtiar melengkapinya di Banyuwangi secara bertahap sesuai kemampuan fiskal daerah.

“Seperti melengkapi 45 puskesmas se-Banyuwangi dengan USG untuk memantau kehamilan para ibu. Secara rutin, juga kami datangkan dokter ahli kandungan untuk memeriksa pasien di Puskesmas. Sehingga bisa terhindar dari risiko-risiko,” terangnya.

Tidak hanya itu, Ipuk juga telah bekerjasama dengan Universitas Airlangga (Unair) mencetak dokter. Saat ini telah dibuka Program Studi Kedokteran, Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi, sehingga anak-anak Banyuwangi yang ingin menempuh pendidikan kedokteran bisa kuliah di Banyuwangi. 

Dengan adanya Fakultas Kedokteran ini, diharapkan lahir dokter-dokter dari Banyuwangi yang bisa memenuhi pemerataan kebutuhan dokter di desa-desa. Ipuk menargetkan satu desa satu dokter 

Di sisi lain, Ipuk juga memperkuat digitalisasi layanan kesehatan. Saat ini Banyuwangi telah terintegrasi RSUD dengan seluruh puskesmas, sehingga sistem rujukan bisa cepat. Begitu pasien di puskesmas dirujuk, di RS sudah terkonfirmasi dengan segala detailnya.

“Semua program baik yang telah berjalan akan diteruskan, diperluas penerima manfaatnya. Dan apa yang belum sepenuhnya sempurna, akan terus kita sempurnakan,” ujar Ipuk.

Salah satu penerima layanan jemput bola warga sakit adalah FA. Dia merupakan balita berusia 22 bulan yang didiagnosa Infantile Cerebral Palsy, dan rutin mendapatkan pelayanan kesehatan dari Puskesmas Sobo dan Rumah Sakit. 

“Petugas puskesmas rutin datang ke rumah untuk mengecek langsung kondisi anak saya,” kata Sari orangtua FA saat berbincang dengan Ipuk di rumahnya.

Sari menyebut, anaknya juga mendapatkan bantuan makanan bergizi empat sehat lima sempurna yang dicover selama dua bulan dari puskesmas.

Keluarganya juga telah tercover BPJS Kesehatan, sehingga terapi untuk anaknya bisa dilakukan secara intens tiga kali dalam sepekan di rumah sakit. “Alhamdulilah sangat terbantu dengan program-program Bu Ipuk,” ungkapnya. 

Ipuk juga menjenguk lansia suami istri Holawik dan Hayami di kawasan Kecamatan Glagah. Holawik mengalami sakit katarak, sedangkan istrinya sakit stroke sudah dua tahun lantaran terjatuh.

Holawik mengatakan secara rutin ada petugas puskesmas yang memeriksa istrinya dan dirinya. Katarak yang diderita Holawik juga telah terdaftar dan tinggal menunggu operasi.

“Istri saya juga telah mendapatkan pemeriksaan serta obat gratis dari puskesmas. Sangat meringankan beban kami,” kata Holawik saat berdialog dengan Ipuk Fiestiandani. (*)

Pewarta : Fazar Dimas Priyatna
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.