TIMES JATIM, MALANG – Ustadz Yusuf Mansur hadir dalam acara Wisuda Tahfizh Jawa Timur 5 yang diselenggarakan di Auditorium Tolchah Hasan, Universitas Islam Malang (Unisma), Minggu (6/10/2024). Acara ini diikuti oleh perwakilan dari 94 rumah tahfizh yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur.

Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi terhadap para santri yang telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an di bawah bimbingan Rumah Tahfizh Center.

Selain dari pembimbing utama Rumah Tahfizh Center, Ustadz Yusuf Mansur sendiri merupakan seorang da'i terkenal. Ia juga dikenal sebagai pengusaha sukses. Selain itu, ia aktif sebagai motivator spiritual dan kewirausahaan.

Wisuda Tahfizh Jawa Timur 5 tidak hanya menjadi momen spesial bagi para santri, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi. Terutama bagi  para pengelola rumah tahfizh dan para ustadz yang telah berperan dalam mendidik generasi penghafal Al-Qur'an.

Setiap tahunnya, acara ini memberikan panggung bagi para santri untuk menunjukkan prestasi hafalan mereka di hadapan para orang tua, ustadz, dan tokoh-tokoh penting di dunia pendidikan Islam.

Rumah Tahfizh Center, sebagai penyelenggara utama merupakan lembaga yang mengoordinasikan rumah-rumah tahfizh di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jawa Timur. Rumah Tahfizh Center memiliki visi untuk mencetak generasi penghafal Al-Qur’an yang tidak hanya menghafal tetapi juga memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an.

Program-program yang dijalankan oleh berfokus pada peningkatan kualitas hafalan santri, pembinaan karakter Islami, serta penguatan aspek spiritual. Lembaga ini juga berupaya untuk memastikan santri memiliki bekal keilmuan yang cukup untuk mengaplikasikan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam sambutannya, Ustadz Yusuf Mansur memberikan apresiasi yang besar kepada seluruh santri dan pengelola rumah tahfizh. Menurutnya, keberhasilan para santri dalam menghafal Al-Qur'an merupakan bukti nyata bahwa pendidikan Islam di Indonesia semakin berkembang dengan baik.

Ia menekankan bahwa menjadi penghafal Al-Qur'an bukan hanya soal menghafal teks, tetapi juga soal mendidik hati dan akhlak. "Menghafal Al-Qur'an adalah proses membentuk diri menjadi pribadi yang lebih baik. Semakin banyak kita hafal, semakin besar tanggung jawab kita untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari," ujar Yusuf Mansur.

Lebih lanjut, Ustadz Yusuf Mansur juga mengajak seluruh hadirin untuk terus mendukung program-program tahfizh di seluruh Indonesia. Ia berharap agar semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam gerakan menghafal Al-Qur'an, baik sebagai santri maupun sebagai pendukung program pendidikan tahfizh.

"Dengan Al-Qur'an di hati, kita akan menjadi bangsa yang kuat, karena kita memiliki pegangan hidup yang jelas," tambahnya.

Kegiatan ini sering menginspirasi para orang tua untuk mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai Al-Qur'an. Ubay, salah satu pengantar santri dari Probolinggo yang berumur 6 tahun menyampaikan antusiasmenya menjadi salah satu hafizh (penghafal Quran) setelah melihat prestasi kakak-kakaknya.

"Aku mau mulai menghafal Quran nanti setelah masuk SD biar bisa kayak kakak-kakak itu," ungkap Ubay yang masih duduk di TK B dengan polos sambil menunjuk para santri yang sedang diwisuda.

Acara Wisuda Tahfizh Jawa Timur 5 yag dihadiri oleh Yusuf Mansur tersebut diakhiri dengan prosesi wisuda para santri yang telah menyelesaikan hafalan 30 juz, disertai dengan pemberian ijazah kepada santri berprestasi. Momen ini diharapkan menjadi motivasi bagi generasi berikutnya untuk terus meningkatkan kecintaan mereka terhadap Al-Qur’an. (*)