TIMES JATIM, BONDOWOSO – Ratusan siswa dan siswi SMA 2 Bondowoso (SMADA) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mengalami sakit secara bersamaan pada Senin (12/9/2022).
Akhirnya beberapa siswa SMA 2 Bondowoso yang sakit tersebut, dirawat di rumah masing-masing dan sebagian harus dirawat di Puskesmas dan rumah sakit.
Salah seorang siswa yang sakit adalah Siti (samaran), berasal dari Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bondowoso. Siswi kelas X tersebut harus dirawat di Puskesmas terdekat.
Wali Murid sekaligus orang tua Siti, Ardian mengatakan, bahwa anaknya mengalami gejala panas, greges batuk, dan pusing.
"Hari itu (Senin, Red) tiba-tiba anak saya mengaku tidak enak badan," kata dia saat dikonfirmasi, Kamis (15/9/2022).
Ardian terpaksa membawa anaknya ke Puskesmas terdekat pada Rabu (14/9/2022) kemarin, karena kondisinya tidak kunjung membaik. "Ya harus dirawat di Puskesmas, hingga sekarang masih rawat inap," paparnya.
Menurutnya, di Puskesmas tersebut, total ada dua siswa SMA 2 Bondowoso yang dirawat. Bahkan di antaranya ada yang pingsan. "Salah satu pasien sempat pingsan," bebernya.
Dia menduga, siswa yang sakit tersebut karena terlalu kecapekan. Sebab kegiatan di sekolah itu sangat padat. Belum lagi cuaca atau musim saat ini sering berubah.
"Kabarnya Covid-19, dan rata-rata yang sakit siswa kelas sepuluh. Mungkin tubuh siswa baru masih beradaptasi dengan kegiatan sekolah. Belum bisa dipastikan penyebab pastinya," ungkapnya.
Pihaknya berharap, siswa SMA 2 Bondowoso tidak sampai mengarah ke kasus Covid-19. Sebab selama dua tahun, sudah merasa cukup disibukkan melawan Pandemi Covid-19.
"Semoga hanya sakit biasa. Apalagi anak saya sendiri alergi obat. Kalau minum obat, bengkak bagian wajahnya. Semoga semuanya segera pulih," harapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Sekolah SMA 2 Bondowoso, Jarimin membenarkan bahwa ratusan siswa di sekolah tersebut sakit secara bersamaan.
Menurutnya, jumlah siswa yang sakit sekitar 10 persen bdari total keseluruhan siswa. Adapun jumlah siswa di SMA 2 sebanyak 1.000 siswa lebih. "Sekitar 100 lebih yang sakit," jelas Jarimin.
Menurutnya, gejala yang dialami siswa tersebut sama. Yakni batuk dan pilek. Dia menduga juga karena pancaroba.
"Yang sakit di rumah masing-masing. Ada juga yang panasnya tinggi oleh keluarganya dibawa ke rumah sakit," paparnya.
Menurutnya, memang ada dugaan bahwa ada siswa yang terindikasi terpapar Covid-19. Bahkan berdasarkan hasil rapid test, ditemukan tiga siswa yang reaktif Covid-19.
"Dirumahkan 10 hari. Mengikuti pembelajaran sebagaimana masa Pandemi Covid-19," paparnya.
Menurutnya, telah dilakukan sampling terhadap 10 siswa. Akhirnya diputuskan, siswa yang mengalami gejala sakit istirahat saja di rumah.
Sejak Senin kemarin sebenarnya sudah ada 50 siswa sudah tidak masuk dan dirawat di rumah masing-masing. "Ada beberapa anak masuk terus saya pulangkan," imbuhnya.
Akibat ratusan siswa yang sakit itu, pembelajaran dilakukan sebanyak 50 persen dari kapasitas. Hal itu berlaku hingga Tanggal 20 September besok.
Menurutnya, di masing-masing kelas jumlah siswa yang masuk cukup variatif. Ada 90 persen, 50 persen dan 10 persen.
Pihak sekolah SMA 2 Bondowoso juga melakukan sterilisasi setiap ruangan di sekolah tersebut. Termasuk ruang kelas. "Jadi seluruh ruang disemprot disinfektan," imbuh dia.
Menurutnya, jam pelajaran di SMA 2 Bondowoso juga dibatasi. Aktivitas siswa di sekolah berakhir sekitar Pukul 01.00 WIB, padahal biasanya siswa pulang pukul 15.30 WIB. "Siswa diminta istirahat. Baru setelah tanggal 21 September ke depan akan dievaluasi ulang," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Muhammad Iqbal |