TIMES JATIM, BLITAR –  Bupati Blitar terpilih, H. Rijanto memberi penghormatan kepada almarhum KH Ahmad Zamrodji, seorang da'i, pendidik, dan sosialita yang telah banyak berjasa bagi masyarakat Blitar. Peringatan Rojabiyah/Isro' Mi'raj Nabi Muhammad SAW Tahun 1446 H dan Haul ke-4 KH Ahmad Zamrodji di Madrasah Aliyah Maarif Udanawu Blitar, pada Rabu, 22 Januari 2025, menjadi momen refleksi atas warisan perjuangannya.

“KH Ahmad Zamrodji tidak hanya dikenal sebagai da'i yang berdedikasi, tetapi juga seorang pendidik dan tokoh sosial yang setiap hari berinteraksi dengan umat. Salah satu bukti konkret dari perjuangan beliau adalah lembaga pendidikan Madrasah Aliyah Maarif Udanawu yang terus menunjukkan prestasi luar biasa,” ujar H. Rijanto dalam sambutannya.

Bupati Blitar yang baru terpilih, yang berpasangan dengan H. Beky Herdihansah, juga menyebutkan bahwa KH Zamrodji adalah seorang politikus berwibawa yang cerdas. “Beliau menjadi anggota dewan terlama dengan lima periode kepemimpinan, dan kontribusinya sangat terasa, terutama dalam pengesahan berbagai Peraturan Daerah (Perda),” tambahnya.

Dalam acara yang dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Anggota Forpinda Kabupaten Blitar, Wakil Rais Syuriyah PCNU Blitar KH M Dliyauddin Azzam Zami, KH Zubaidi Abdul Ghofur, Habib Ja'far Ustman Al-Jufri, MWC NU Udanawu serta ratusan tokoh dan undangan lainnya, H. Rijanto juga menyoroti perjuangan KH Zamrodji dalam menciptakan perubahan positif di Blitar.

Salah satu prestasi besar KH Ahmad Zamrodji adalah pengesahan Perda Penutupan Lokalisasi pada tahun 2008. “Berkat Perda Nomor 15 Tahun 2008 yang diprakarsai oleh Kiai Zamrodji, tiga lokalisasi prostitusi di Blitar berhasil ditutup. Ini adalah hasil dari perjuangan beliau yang berdampak besar bagi masyarakat,” tegas H. Rijanto.

Perda tersebut dilanjutkan dengan SK Bupati Blitar No. 188/231/409.012/KPTS/2011 yang secara resmi menutup lokalisasi dan praktik prostitusi di daerah tersebut.

Sebagai hasil dari kebijakan ini, kampung prostitusi Poluhan yang telah ada sejak 1981, kini telah berubah total. Pada 8 Juli 2011, lokalisasi tersebut resmi ditutup, dan seiring berjalannya waktu, tanah tersebut kini menjadi lokasi pembangunan Masjid At-Tawwabiin dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar, yang memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat.

“Transformasi tersebut adalah salah satu contoh nyata perjuangan almarhum KH Zamrodji. Saya berharap para siswa dan santri di Madrasah Aliyah Maarif dapat meneladani semangat perjuangan beliau, baik dalam meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW maupun dedikasi beliau dalam memperjuangkan kebaikan bagi umat,” ungkap H. Rijanto.

Acara tersebut ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH M Dliyauddin Azzam Zami dan KH Zubaidi Abdul Ghofur serta sholawatan yang meriah dari JMC Mania, mengakhiri momen penuh kenangan bagi tokoh dan masyarakat Blitar. (*)