https://jatim.times.co.id/
Berita

Panen Raya di Ramadan 2023, Petani Jagung di Banyuwangi Raup Berkah Melimpah

Senin, 03 April 2023 - 12:24
Panen Raya di Ramadan 2023, Petani Jagung di Banyuwangi Raup Berkah Melimpah Petani Jagung milenial, asal Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Febri Yuda Prasetia, 26 tahun, sedang di ladang jagung miliknya melihat hasil panenan jagung. (FOTO: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Petani jagung di Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mendapatkan berkah dalam panen raya jagung tahun ini.

Hasil panen yang melimpah dengan minimnya serangan hama membuat petani jagung di salah satu setra lumbung jagung terbesar di Banyuwangi itu cukup mensyukuri panen raya kali ini, terutama karena hasil panen bertepatan dengan bulan suci Ramadan.

Seperti dialami Febri Yuda Prasetia. Pria yang berprofesi sebagai guru sekaligus berkeseharian sebagai petani jagung dari desa Alasbuluh, Wongsorejo, Banyuwangi inimengungkapkan bahwa kondisi cuaca yang bagus menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil panen.

"Kondisi cuaca akhir tahun 2022 kemarin yang juga mempengaruhi, karena intensitas hujan yang tercukupi untuk kebutuhan ladang jagung," katanya, Senin (3/4/2023).

Yang makin membuat petani untung besar, dalam panen raya kali ini, harga jagung juga lebih tinggi dibandingkan dengan panen raya sebelumnya. Jagung petik sawah atau pipil basah dihargai sekitar Rp4.150 per kilogram dan jagung kering dihargai sekitar Rp5.300 per kilogram.

"Alhamdulillah Panen Raya jagung kali ini berkah di bulan suci bagi petani," cetus Yuda.

Petani di Wongsorejo memiliki ladang yang terbilang cukup luas, rata-rata sekitar 1,5 hingga 2 hektar. Dengan luas lahan tersebut petani bisa menghasilkan panenan jagung kurang lebih 10 ton sampai 20 ton jagung basah di tahun ini.

Namun, bebarengan dengan hasil yang melimpah dan ladang luas, petani-petani jagung itu juga menghabiskan sekiranya 1 ton pupuk Urea dan NPK, sebagai upaya memberikan perawatan maksimal supaya jagung juga tumbuh subur tanpa kekurangan unsur hara.

"Jadi untuk cost yang dihabiskan untuk perawatan tanaman jagung seperti pupuk tanah, pupuk daun dan biaya operasional lainya petani disini bisa mengeluarkan biaya Rp8juta sampai Rp10juta," bebernya.

Petani umur 26 tahun tersebut mentaksirkan, dengan naiknya harga jagung di panen raya tahun ini, ditambah hasil yang melimpah, petani jagung di Wongsorejo bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp25-30 juta.

"Walau begitu kami berharap adanya bantuan berupa pengering jagung. Itu sangat berarti bagi kami, untuk memaksimalkan hasil jual panenan jagung supaya petani juga lebih tersejahterakan," imbuhnya.

Bukan hanya terkendala persoalan pemaksimalan daya jual panen jagung, petani jagung Wongsorejo juga mengalami kesulitan dalam mencari pupuk, terutama karena mayoritas petani menggunakan sistem pertanian tadah hujan dan hanya bercocok tanam jagung di musim penghujan.

Setelah panen jagung, petani di Wongsorejo biasanya mengganti tanaman dengan komoditas kacang-kacangan, umbi-umbian, cabai, dan tembakau yang cocok dengan kondisi geografis tanah kering dan minimnya air atau irigasi.

Sebagai informasi, wilayah pertanian Wongsorejo terbagi menjadi dua wilayah yang berbeda kondisi alamnya, di mana wilayah sebelah timur jalan bisa panen jagung sebanyak 2 kali dalam setahun.

Ini karena terdapat saluran irigasi dengan sungai yang tidak pernah kering, sedangkan wilayah Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi sebelah barat hanya panen jagung setahun sekali di akhir tahun saat musim penghujan tiba. (*)

Pewarta : Anggara Cahya Kharisma
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.