TIMES JATIM, BONDOWOSO – Sejumlah warga melakukan aksi demonstrasi di depan Bank Rakyat Indonesia di Kabupaten Bondowoso (BRI Bondowoso) Jalan Kis Mangunsarkoro, Senin (20/1/2025).
Aksi yang dilakukan sekitar 100-an orang itu karena diduga ada permainan dana kredit usaha rakyat (KUR) oleh oknum mantri dan kepala unit BRI Maesan.
Oleh karena itu, sebelum melakukan aksi di depan kantor cabang. Massa aksi menggeruduk kantor unit Maesan untuk melakukan aksi serupa.
Sekitar 200 personel kepolisian mengawal dan menjaga aksi demonstrasi di dua titik tersebut.
Pantauan di lokasi, aksi di Kantor BRI Cabang Bondowoso cukup alot. Massa aksi meminta mantri dan kepala unit BRI Maesan menemui mereka.
Namun pihak bank meminta perwakilan tiga orang untuk diajak mediasi. Massa aksi tidak mau, akhirnya yang diperbolehkan masuk sebanyak 15 orang.
Perwakilan massa aksi bertemu pihak BRI. Namun mereka keluar ruangan karena di sana tidak ada kepala unit BRI Maesan dan mantri yang mereka cari. Bahkan koordinator aksi marah hingga menggeprak meja.
Karena tidak ada titik temu, massa melanjutkan aksinya. Hingga akhirnya kepala unit BRI Maesan dan Mantri menemui massa. Massa yang geram sempat hendak menerobos aparat keamanan. Bahkan sempat melempar mantri dengan gelas air mineral.
Koordinator aksi, Dwi Agus Budiyantono menjelaskan, massa menuntut pencopotan mantri dan kepala unit BRI Maesan.
Dia menegaskan, jika Kepala Cabang tak memenuhi tuntutan tersebut maka akan menuntut pencopotan terhadap kepala cabang.
"Copot Mantri, atau pecat Mantri unit Maesan. Tentunya Kepala Unit yang bertanggung jawab," kata dia.
Aksi demonstrasi ini diawali atas kejadian yang menimpa nasabah bernama Ahmad Bukhori. Nasabah tersebut mendapatkan pinjaman awal Rp15 juta dengan jaminan BPKB kendaraan pikap.
Setelah 14 bulan, nasabah melunasi pinjaman untuk melakukan pengajuan berikutnya. Setelah berkoordinasi, nasabah dijanjikan mendapatkan pinjaman maksimal Rp 50 juta dan akan cair dalam tiga bulan.
Nasabah tersebut melakukan pelunasan pinjamannya namun tiga hari tak ada kabar.
“Di-WA kapan mau disurvei tak dibalas, sampai seminggu, dua minggu. Bahkan diblokir nomor WA nasabah," ujarnya.
Menurutnya, keluarga nasabah telah mencoba melakukan komunikasi baik-baik. Namun penjelasan dari mantri berubah-ubah. Awalnya disebut pinjamannya merah namun tidak dijelaskan apa maksudnya.
Alasan selanjutnya karena nilai jaminan berkurang, hingga kuota pinjamannya habis.
"Saya minta alasan tertulis. Namun kemudian bilang bisa. Ya ditunggu kabar. Setelah bisa katanya hanya Rp11 juta. Untuk apa ngapain ditutup," terangnya.
Dia menduga ada banyak nasabah lainnya yang juga diperlakukan yang sama. Namun memang dia masih fokus menangani satu nasabah ini.
"Banyak, tapi kami saat ini fokus untuk satu ini agar tak ambyar kemana-mana," paparnya.
Saat ditanya soal adanya permainan dana KUR oleh oknum BRI. Dugaan seperti itu kata dia muncul spontanitas, karena dijanjikan cair.
“Setelah ditutup (dilunasi) alasannya macam-macam. Jangan-jangan setelah ditutup pungutannya diberikan orang lain. Kami juga minta audit BRI,” tegas dia.
Sementara Kepala Unit BRI Maesan saat hendak dikonfirmasi tidak mau dan menghindari awak media.(*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Imadudin Muhammad |