TIMES JATIM, MALANG – Perkembangan teknologi di era society 5.0 (masyarakat 5.0) menjadi perhatian tersendiri bagi para doktor UB (Universitas Brawijaya) Malang. Lewat program pengabdian masyarakat, mereka terjun langsung ke peternak domba di Desa Bumirejo Kecamatan Dampit, Malang, Jatim.
Secara geografis, desa ini berada di sebelah barat wilayah Kecamatan Dampit, berbatasan dengan Kecamatan Turen. Jarak antara Kota Malang sampai Turen kurang lebih 27,5 km. Sedang Turen sampai Bumirejo kurang lebih 10 km. Jarak tempuh kota Malang sampai desa Bumirejo bisa ditempuh dalam waktu 1 jam.
Penduduk Desa Desa Bumirejo Kecamatan Dampit selain dikenal sebagai penghasil kopi juga dikenal sebagai komunitas Peternak Domba. "Peternak Domba Desa Bumirejo Kecamatan Dampit Kabupaten Malang mencapai 700 farm/peternak per tahun 2020," tutur Sugeng, kepala Desa Bumirejo.
Untuk memperluas pemasaran domba, Sugeng meminta dukungan dari UB agar bisa membantu dalam pengembangan sistem investasi pemasaran budidaya ternak domba di desanya.
Karenanya pada 2022 ini diadakan rintisan untuk "Pengembangan Sistem Investasi Pemasaran Budidaya Ternak Domba Desa Bumirejo oleh Tim Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat UB" yang dipandegani Dr Nanang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
"Tentunya sebelum dilakukan sistem ini yang perlu diperkuat SOP utama, yaitu manajemen pakan dan manajemen kandang. Utamanya untuk standarisasi produksi hasil ternak domba yang bagus," tutur Prof Dr Ir Puguh Surjowardojo, anggota tim dari Fakultas Peternakan UB.
Tata kelola hijauan pakan ternak (HPT) juga perlu diperhatikan sehingga juga bisa mendukung kebutuhan peternak. Menurut Dr Agr Sc Hagus Tarno, dosen Fakultas Pertanian UB, selain HPT, lahan juga bisa mendukung kebutuhan peternak dalam kehidupan sehari-hari yaitu tanaman lainnya pertanian.
Kesadaran masyarakat untuk menanam hijauan pakan ternak (HPT) dilakukan di sekitar lahan rumah dan perkebunan/pertanian, sehingga bahan baku pakan ternak secara umum telah tersedia seperti rumput gajah, gamal dan kaliandra serta lainnya.
Namun metode dan bahan pakan ternak selama ini satu sama lain berbeda-beda sehingga tidak ada keseragaman sehingga berdampak terhadap kualitas hasil ternak domba khususnya untuk penggemukan (fattening).
Oleh karena itu untuk mendukung Sistem Infomasi Investasi dan Pemasaran Digital Era Masyarakat 5.0 diperlukan standarisasi dan Pelatihan pembuatan pakan silase dan complete feed agar diperoleh hasil ternak domba, khususnya untuk penggemukan (fattening), dengan hasil yang maksimal.
"Pemberian pakan ternak domba atau kambing yang berkualitas merupakan salah satu cara meningkatkan produktivitas hasil produk ternak domba atau kambing," kata Dr Tarno.
Tim Pengabdian Masyarakat UB tahun anggaran 2022 melakukan pelatihan pembuatan pakan ternak domba atau kambing yaitu Silase dan Complete Feed.
Manajemen kandang diperlukan untuk menghasilkan produktivitas ternak domba atau kambing yang berkualitas.
Jenis tipe kandang untuk penggemukan (fattening) berbeda dengan pengembangbiakan bibit/pembibitan atau pemuliaan (breeding), sehingga perlu ditentukan tipe usaha ternak tersebut. Kondisi aliran udara yang bagus, pencahayaan yang cukup, kondisi kelembaban dan suhu yang kering dan sejuk membuat kadang menjadi segar dan nyaman bagi ternak domba atau kambing. Kotoran dan urine yang dibuang sesuai dengan alokasinya mengurangi gas amoniak dan bau tidak sedap di lingkungan kandang.
Manajemen kandang menjadi salah poin penitng untuk menghasilkan produktivitas ternak domba atau kambing yang berkualitas.
Kandang ternak domba khususnya penggemukan perlu dibedakan dengan yang kadang domba umbaran. Karena untuk penggemukan domba difoksukan untuk tidak banyak bergerak sehingga fokus pembentukan daging sehingga berat badan terkontrol segera meningkat.
Kondisi kandang perlu memperhatikan faktor ukuran kandang agar domba merasa nyaman. Suhu normal dan aliran udara berfungsi agar kondisi udara sekitar tidak pengap. Intesitas cahaya cukup agar tidak lembab sehingga menimbulkan jamur, pengap dan bau tidak sedap.
Kandang dijaga kebersihannya agar tidak kotor yang dapat menimbulkan berbagai penyakit dan domba dapat tinggal di kandang dengan nyaman.
"Manajemen pakan dan kondisi kandang akan dilaporkan lewat sistem aplikasi sehingga calon investor merasa yakin untuk berinvestasi. Dan menunjukkan bahwa produk berkualitas layak dipasaran lewat aplikasi," tutur Arief Andy Seobroto, dosen Fakultas Ilmu Komputer yang akrab dipanggil dengan nama Aan ini.
"Sistem ini bertahap akan dikembangkan berbasis Internet of Things (IoT) sehingga kondisi ternak, pakan, kandang dan kesehatan ternak dapat dimonitor secara online," tambah Aan. (*)
Pewarta | : |
Editor | : Deasy Mayasari |