TIMES JATIM, GRESIK – Insinyur Teknik Industri di Jawa Timur didorong untuk mengambil peran lebih besar dalam memperkuat rantai pasok dan sistem logistik. Hal itu terungkap saat Badan Keahlian Teknik Industri (BKTI) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) membentuk kepengurusan BKTI untuk wilayah Jawa Timur.
Ketua BKTI PII, Wiza Hidayat pun mendorong setiap Insinyur Teknik Industri berkontribusi menciptakan jaringan supply chain dan logistik yang efektif dan efisien, dalam mendukung kemajuan industri.
"Dengan terbentuknya Badan Keahlian Tehnik Industri Wilayah Jawa Timur dan Ari Primantara terpilih sebagai Ketua di Muswil Jawa Timur, PII siap menjadi jembatan antara dunia keinsinyuran dan industri," ujar Wiza melalui keterangan tertulisnya yang diterima TIMES Indonesia di Kabupaten Gresik, Jumat (28/11/2025).
Ia juga mendorong para pelaku industri untuk memanfaatkan kompetensi yang dimiliki Insinyur Teknik Industri. "Kami, secara spesifik dalam menghadapi tantangan yang ada di rantai pasok dan logistik," imbuhnya.
Sementara di tempat yang sama, Ketua Pengurus Wilayah PII Jawa Timur, Gentur Prihantono menjelaskan, industri di Jawa Timur saat ini tengah menghadapi sejumlah tantangan kompleks di bidang logistik.
Dikatakan dia, tantangan itu mulai dari tingginya biaya distribusi, kemacetan di pelabuhan dan jalan nasional, hingga kebutuhan untuk memastikan bahan baku dan produk jadi bergerak efisien dari pabrik di Gresik, Surabaya, Sidoarjo, dan sekitarnya ke seluruh daerah.
Menurutnya, solusi dari tantangan ini terletak pada pendekatan keilmuan teknik yang sistematis dan terukur, di mana peran Insinyur Teknik Industri menjadi kunci.
"Kita tidak bisa lagi mengandalkan pendekatan trial and error atau cara-cara konvensional. Kompleksitas geografis dan dinamika industri Jawa Timur menuntut solusi yang terintegrasi, berbasis data, dan dirancang secara ilmiah. Di sinilah peran Insinyur Teknik Industri menjadi sangat strategis," ujar Gentur.
Ia menjelaskan, kompetensi Insinyur Teknik Industri dapat memberikan kontribusi nyata untuk terciptaya jaringan distribusi yang efektif dan efisien.
Diantaranya memetakan ulang dan merancang jaringan logistik yang paling optimal untuk industri Jatim Manajemen persediaan (Inventory Management) yang presisi melalui pemodelan dan analisis data.
Melalui kolaborasi erat antara profesi insinyur, asosiasi, pelaku industri, dan pemerintah daerah, ia yakin bahwa industri di Jawa Timur, khususnya di kawasan Gerbangkertosusila, tidak hanya akan mampu mengatasi tantangan logistik, tetapi juga mengubahnya menjadi keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
"Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas anggota melalui pelatihan dan sertifikasi di bidang supply chain management dan logistik 4.0," tambahnya.
Terpisah, Ketua PII Cabang Kabupaten Gresik, Awang Djohan Bachtiar memastikan siap mendukung program-program BKTI Wilayah Jawa Timur. Dia memastikan akan terus meningkat kompetisi Insinyur Teknik Industri agar bisa optimal.
"Badan ini juga menjadi salah satu ikhtiar dari bersama dengan PII Jatim dalam mengimplementasikan Undang-undang Keinsinyuran. Saya yakin akan membawa manfaat bagi pertumbuhan industri di Jawa Timur," ujarnya.
Sementara dalam pembentukan BKTI PII Jawa Timur juga diisi dengan seminar yang dibuka oleh Ketua BKTI PII, Wiza Hidayat, Ketua PII Wilayah Jawa Timur, Gentur Prihantono, Rektor ITS Prof. Bambang Pramujati serta Ketua Umum BKSTI Prof. Nurhadi Siswanto.
Hadir pula Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, sementara Ketua Umum PII, Ilham Akbar Habibie hadir secara daring.
Melalui kegiatan ini, BKTI PII bersama PII Jawa Timur menegaskan komitmennya dalam memperkuat produktivitas industri, meningkatkan efisiensi supply chain, dan memperluas kontribusi insinyur dalam pembangunan nasional yang berdaya saing global. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kepengurusan BKTI Jatim Dibentuk, Insinyur Teknik Industri Diharapkan Perkuat Rantai Pasok
| Pewarta | : Akmalul Azmi |
| Editor | : Deasy Mayasari |