https://jatim.times.co.id/
Berita

Optimalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Banyuwangi Bakal Bangun 2 TPST Modern

Senin, 14 Oktober 2024 - 19:15
Optimalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Banyuwangi Bakal Bangun 2 TPST Modern Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Dalam rangka mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi (Pemkab Banyuwangi) terus melakukan inovasi dalam pengelolaan sampah.

Salah satu langkah konkrit yang akan diambil adalah pembangunan dua Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) modern.

Pembangunan TPST ini diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan sampah di Banyuwangi. Dengan adanya TPST modern, proses pengolahan sampah akan lebih efisien dan ramah lingkungan. Sampah yang sebelumnya menjadi masalah kini dapat dimanfaatkan menjadi sumber daya yang bernilai.

Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, Dwi Handayani mengatakan, untuk mengatasi persoalan sampah di wilayah Banyuwangi selatan, Pemkab Banyuwangi melalui Program Banyuwangi Hijau Fase II sedang mempersiapkan pembangunan TPST di Desa Karetan Kecamatan Purwoharjo. 

“TPST Karetan nantinya akan beroperasi dengan kapasitas 167 ton perhari,” kata Yani, Senin, (14/10/2024).

Dia menjelaskan, TPS Karetan tersebut akan melayani 8 kecamatan di Banyuwangi selatan. Diantaranya Kecamatan Purwoharjo, Bangorejo, Cluring, Gambiran, Tegaldlimo, Kecamatan Tegalsari, Siliragung dan Pesanggaran.

Tidak hanya itu, Pemkab Banyuwangi juga akan membangun TPST dan TPA di wilayah Kecamatan Wongsorejo. Hal ini untuk menanggulangi sampah di wilayah Banyuwangi utara. 

“Rencananya TPST dan TPA di Wongsorejo akan dibangun dengan luas lahan 15 Ha berkapasitas 500 ton perhari,” ujar Yani.

Menariknya, TPST dan TPA di Wongsorejo tersebut akan menggunakan sistem Refuse Derifed Fuel (RDF) sehingga menghasilkan residu yang sedikit. Residu tersebut akan dikelola pada landfill TPA dengan metode sanitary landfill.

Untuk diketahui, sistem RDF adalah  hasil pengolahan sampah yang dikeringkan untuk menurunkan kadar air hingga <25% dan menaikkan nilai kalornya setelah sebelumnya dicacah terlebih dahulu untuk menyeragamkan ukurannya menjadi 2-10 cm. Maka dari itu, RDF ini sering disebut sebagai keripik sampah.

Keuntungan pengolahan sampah dengan sistem RDF selain dapat mengurangi kebutuhan lahan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah, tapi juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan dihasilkannya bahan bakar alternatif penganti bahan bakar fosil (batubara).

Selain itu, Pemkab Banyuwangi telah menandatangani MoU dengan PT. Solusi Bangun Indonesia yang merupakan perusahaan industri semen yang nantinya akan menjadi offtaker (pembeli) hasil RDFnya nanti.

Handayani berharap, implementasi program-program persampahan yang telah digalakkan Pemkab Banyuwangi serta didukung oleh berbagai elemen masyarakat dan NGO diharapkan dapat terus berkembang sehingga dapat menjangkau 1,7 juta penduduk Banyuwangi.

“Dan berkontribusi terhadap Kebijakan Strategis Daerah dimana target Kabupaten Banyuwangi untuk dapat mengurangi sampah plastik sebesar 30% dan penanganan sampah rumah tangga sebesar 70% pada akhir tahun 2025,” ungkap Plt. Kepala DLH Banyuwangi, Dwi Handayani. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.