TIMES JATIM, SURABAYA – Dinamika internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali mengemuka. Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menyatakan belum menerima risalah rapat harian Syuriyah PBNU yang disebut-sebut memintanya mundur dari jabatan ketua umum.
“Saya belum menerima suratnya,” ujar Gus Yahya singkat sebelum dimulainya pertemuan Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) se-Indonesia di Hotel Novotel Samator Surabaya, Sabtu (22/11/2025) malam.
Ia menegaskan agenda pertemuan Ketu NU tingkat provinsi di Surabaya hanya sebatas rapat koordinasi biasa. Namun, tidak dijelaskan tujuan koordinasi tersebut.

"Ini acara rapat koordinasi," jelasnya.
Dalam undangan yang beredar, tujuan secara rinci juga tidak dicantumkan. Rakor pun dijaga ketat dan dilakukan secara tertutup.
Sebelumnya, sebuah dokumen internal beredar luas yang berisi keputusan Syuriyah PBNU agar Gus Yahya mengundurkan diri.
Risalah itu disebut ditandatangani Ketua Dewan Syuro PBNU, KH Miftachul Akhyar, tertanggal 20 November 2025.

Dalam dokumen itu, salah satu alasan permintaan pengunduran diri dikaitkan dengan kehadiran akademisi Amerika Serikat, Peter Berkowitz, pada kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional NU.
Sosok Berkowitz dipandang memiliki kedekatan dengan jaringan Zionisme Internasional dan dinilai tidak sejalan dengan prinsip Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
Atas polemik itu, Gus Yahya telah menyampaikan permohonan maaf kepada publik pada 28 Agustus 2025 lalu.
Di tengah memanasnya isu, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengimbau seluruh jajaran NU tidak terprovokasi.
Ia menyebut yang terjadi adalah dinamika organisasi yang tengah diproses sesuai mekanisme internal.
“Saya minta semua pengurus dan warga NU tetap tenang dan tidak memperbesar kesalahpahaman,” tegasnya.
Gus Ipul menekankan, bahwa segala keputusan terkait kepemimpinan ada di tangan Syuriyah PBNU sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam struktur organisasi.
Ia juga mengingatkan agar seluruh perkembangan hanya mengacu pada informasi resmi, bukan kabar liar yang dapat memperuncing situasi.
Menanggapi hal itu, Gus Yahya mengaku belum menerima risalah rapat harian Syuriyah PBNU yang isinya meminta dia mundur dari kursi ketua umum PBNU. (*)
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |