https://jatim.times.co.id/
Berita

PDI Perjuangan Jatim Rumuskan Strategi Pemenangan, Mulai Rekrut Generasi Z

Sabtu, 22 November 2025 - 23:04
PDI Perjuangan Jatim Rumuskan Strategi Pemenangan, Mulai Rekrut Generasi Z Wakil Ketua PDIP Perjuangan Jatim Deni Wicaksono saat acara RedTalks: Suara Muda untuk Jatim Keren di Dyandra Convention Center Surabaya, Sabtu (22/11/2025). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, SURABAYAPDI Perjuangan Jawa Timur (Jatim) mulai memetakan langkah melalui serap aspirasi dan masukan dari lintas tokoh. Tak hanya sosok senior, tetapi juga melibatkan generasi muda.

Wakil Ketua PDIP Jatim Deni Wicaksono mengatakan, arah pergerakan dan perjuangan partai akan berjalan seiring perkembangan zaman. PDIP Jatim membuka ruang seluas-luasnya bagi aspirasi generasi muda.

"Jumlah Gen Z dan milenial sudah lebih dari 50 persen, kami ingin ide dan masukan mereka sekaligus lebih dekat dengan mereka," ungkap Deni di sela talkshow RedTalks: Suara Muda untuk Jatim Keren di Dyandra Convention Center Surabaya, Sabtu (22/11/2025).

PDIP Jatim secara khusus menampung harapan serta pandangan generasi muda terhadap partai politik.

Tak dapat dipungkiri, Gen Z masih melihat politik sebagai sesuatu yang berkonotasi negatif dan penuh drama. PDI Perjuangan mencoba mengubah stigma tersebut.

"Maka dari itu, PDI Perjuangan di seluruh kabupaten maupun kota membuka ruang seluas-luasnya kepada anak muda di Jatim untuk bergabung di PDI Perjuangan," ujar Deni yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD Jatim ini.

PDI Perjuangan Didominasi Pemilih Tua 

Dalam acara yang sama, Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu mengupas tuntas tantangan dan strategi yang bisa diterapkan PDI Perjuangan, khususnya di Jawa Timur, dalam menghadapi Pemilu 2029.

Yohan memaparkan social capital PDI Perjuangan selama ini menjadi kekuatan partai, sekaligus tantangan menjelang kontestasi politik lima tahun mendatang.

Berdasarkan survei Litbang Kompas terbaru, jelas Yohan Wahyu, secara loyalitas pemilih, PDI Perjuangan Jatim memimpin dengan 85 persen. Menurutnya, ini lebih tinggi dari nasional yang sekira 65 persen.

Sedangkan 70 persen publik, ungkapnya, sesuai survei Litbang Kompas, juga masih percaya pada rekam jejak partai yang menang hattrick pada 3 pemilu sebelumnya tersebut.

Namun demikian, ia memberi beberapa catatan yang menjadi evaluasi. Pasalnya, sekitar 65 persen pemilih PDI Perjuangan Jatim pada Pemilu masih merupakan generasi tua, sedangkan milenial dan Gen-Z hanya 35 persen lebih.

Hal ini, sebutnya, cenderung kurang proporsional untuk kontestasi 2029. Terlebih ke depan, 60 persen pemilih akan diisi oleh para anak muda, yakni kalangan milenial dan generasi Z.

“Mestinya pemilih PDI Perjuangan juga menggambarkan piramida terbalik sementara postur pemilih kita adalah yang muda yang banyak,” ujarnya.

Untuk itu, papar Yohan Wahyu, ada beberapa catatan yang perlu dilakukan untuk menjembatani gap tersebut. 

Pertama, kenali karakter pemilih muda. Anak muda era sekarang memiliki ciri 5 C, yakni critical, change, communicative, creative, connexted. Mereka cenderung rasional dan menjadikan media sosial sebagai kanal utama.

Partai, lanjutnya, harus masuk ke wilayah itu. Menawarkan hal konkret yang bisa dijangkau anak muda.

Partai politik juga harus turun langsung ke rakyat, menjaga integritas, dan memenuhi janji kampanye.

“Lalu harapan publik pada parpol yang paling tinggi adalah turun langsung ke rakyat dengan 24,6 persen, memenuhi janji 20,9 persen, dan jaga integritas 18,3 persen,” ucapnya.

Dari hal tersebut, PDI Perjuangan bisa memaksimalkan upaya lewat tiga hal. Pertama merawat loyalitas para pemilih lama (generasi X-baby boomer) yang dimaksimalkan dengan menggandeng pemilih baru.

Lalu transformasi identitas. PDI Perjuangan yang sebelumnya bertumpu pada ideologi harus berkembang bersama market oriented. Dan terakhir, masifkan digital campaign bersama success story.

Menurutnya, PDI Perjuangan perlu menggabungkan strategi digital berbasis segmentasi generasi dengan program-program yang berhasil diinisiasi PDI Perjuangan. Seperti BPJS, dana desa, dan lainnya.

“Jadi tidak stuck ke pemilih lama tapi harus terjun ke orientasi market untuk menarik pemilih baru nya,” tuturnya.

Sementara itu, influencer Natasha Keniraras atau yang biasa dipanggil Natkeni, sebagai Gen-Z yang terjun langsung ke dunia media sosial, menceritakan bagaimana pengaruh dunia maya dan kedekatannya dengan netizen lewat konten-kontennya.

Menurutnya, saat ini masyarakat sudah lebih cerdas. Dibanding membangun citra pidato dan birokrasi, publik akan lebih tertarik pada ketulusan. Dari media sosial, mereka langsung bisa menilai konten tersebut tulus atau sekadar pencitraan.

“Jadi skill sekarang bukan lagi soal pidato karena mereka tahu ini setingan, jadi gimana supaya terlihat tulus,” ucap Natasha.

Untuk itu, dia menilai penting membangun soft skill, memanfaatkan teknologi, tidak anti pada artificial intelegent, dan membuat konten yang berasal dari hati.

“Kalau yang saya lihat sebenarnya generasi milenial dan di atasnya melihat AI itu negatif, padahal 50 persen dari kami itu pengguna AI. Ini potensinya besar banget. Jadi gimana kita mempergunakan hal itu untuk jadi senjata kita,” ujarnya.

Sekadar informasi, Red Talks bertajuk “Suara Muda untuk Jatim Keren” merupakan talkshow kolaborasi PDI Perjuangan Jatim dengan Tribun Jatim Network yang lahir dari kesadaran pentingnya peran anak muda dalam membangun Jawa Timur. 

RedTalks merupakan forum dialog publik yang dirancang untuk menampung ide, gagasan, kritik, dan perspektif kaum muda, baik generasi Z maupun milenial untuk mewujudkan masa depan Jawa Timur yang jauh lebih baik. 

RedTalks menghadirkan 11 orang narasumber dari beragam latar belakang, mulai akademisi, peneliti, praktisi, budayawan, aktivis, influencer, hingga komika.

Ke-11 narasumber tersebut adalah, Yohan Wahyu (Litbang Kompas), Hendy Setiono (Presdir PT Baba Rafi Internasional/Winner MillenialPreneur Award), Prof. Dr Dra Ignatia Martha Hendrati ME (UPN Veteran Jatim), Airlangga Pribadi Kusman PhD (Universitas Airlangga), Dr Jokhanan Kristiyono (Stikosa AWS), Ir Hadi Prasetyo ME Dipl. Urb.M (Praktisi & Mantan Birokrat Pemprov Jatim), Ahmad Lafillian Romadhi (Petani Milenial), Sujiwo Tejo (Budayawan), Irfan Ahmad Yasin (Presiden BEM FISIP Unair), Natasha Keniraras/Natkeni (Influencer) dan Yudhit Ciphardian (Stand Up Comedy). 

Dalam RedTalks, narasumber dan peserta dapat menyampaikan semua ide, gagasan, kritik, roasting, dan solusi atas masalah dari perspektif dan sudut pandang masing-masing secara langsung.

Hasil dari forum ini diharapkan muncul rekomendasi penting yang konstruktif dan solutif terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi, mulai bidang ekomoni, politik, kebudayaan, hingga sosial kemasyarakatan. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.