TIMES JATIM, MALANG – Anggota DPR RI Komisi XIII, Dr. Ahmad Basarah, M.H., menegaskan pentingnya pemantapan ideologi Pancasila di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi. Hal tersebut ia sampaikan dalam kegiatan Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila kepada Masyarakat Kota Malang yang digelar oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Kampus STIE Malangkucecwara (ABM) Malang, Jumat (17/10/2025).
Dalam pemaparannya, Basarah menekankan bahwa keberadaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menjadi sangat penting untuk menjaga konsistensi nilai-nilai dasar bangsa agar tidak tergerus oleh pengaruh ideologi luar.
“Negara ini tidak akan bisa langgeng dan lestari kalau kalian, para generasi muda, tidak bisa mempertahankan ideologi bangsamu,” ujar Basarah di hadapan ratusan mahasiswa.
Politikus PDI Perjuangan itu menjelaskan, generasi muda memiliki peran penting sebagai penerus estafet kepemimpinan bangsa. Karena itu, pemahaman terhadap ideologi Pancasila harus terus ditanamkan agar mereka tidak kehilangan arah dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara.
Basarah menyoroti fenomena di kalangan generasi muda yang mulai menganggap ideologi tidak lagi relevan di era digital. Ia menyebut bahwa anggapan tersebut justru berbahaya karena bisa melemahkan fondasi nasionalisme.
“Banyak generasi kita sekarang yang terjebak propaganda bahwa ideologi sudah tidak penting lagi. Mereka bilang ideologi sudah tidak relevan. Padahal, yang berbicara seperti itu justru membawa misi ideologi lain,” tegasnya.
Basarah mengutip pandangan dua pemikir Barat, Daniel Bell dan Francis Fukuyama, yang pernah menulis teori tentang The End of Ideology dan The End of History. Keduanya menyebut bahwa pertarungan ideologi dunia telah berakhir dengan kemenangan liberalisme. Namun, menurut Basarah, pandangan itu tidak sepenuhnya benar.
“Apakah benar ideologi sudah mati? Tidak. Ideologi tidak pernah mati. Yang ada hanyalah penurunan atau declining, tapi pada waktunya bisa bangkit kembali,” tandasnya.
Lebih lanjut, Basarah mencontohkan bagaimana ideologi-ideologi besar seperti komunisme pernah tumbuh subur di Indonesia sebelum akhirnya dilarang melalui TAP MPR No. 25 Tahun 1966. Meski demikian, menurutnya, ideologi tersebut bisa muncul kembali jika masyarakat mengalami ketimpangan sosial.
“Komunisme tidak mati. Ia akan tumbuh ketika kemiskinan dan ketidakadilan tumbuh di masyarakat,” jelasnya.
Karena itu, Basarah menekankan pentingnya memperkuat ideologi Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa agar tidak mudah digantikan oleh ideologi lain. Menurutnya, Pancasila adalah ideologi yang paling relevan dan mampu menjawab tantangan zaman karena mengandung nilai kemanusiaan, keadilan, dan keseimbangan spiritual.
Dia menutup pesannya dengan mengajak generasi muda untuk menjadi garda depan penjaga nilai-nilai Pancasila.
“Kalian adalah masa depan bangsa ini. Jadilah pemimpin yang berakar pada ideologi bangsanya sendiri. Pertahankan Pancasila bukan hanya dalam kata, tetapi dalam tindakan nyata,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |