TIMES JATIM, LAMONGAN – SMPN 1 Lamongan memiliki cara tersendiri dalam menyongsong era kenormalan baru di bidang pembelajaran. Program Blended Learning pun disiapkan sebagai skenario simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dan PJJ (pembelajaran jarak jauh).
"Mulai besok kita laksanakan Blended Learning. Sebanyak 15 persen jumlah siswa menjalani PTM dengan pola bergilir. Sedangkan untuk 85 persen PJJ," ujar Kepala SMPN 1 Lamongan Khoirul Anam, Senin (9/8/2021).
Anam sapaan Khoirul Anam menjelaskan, siswa tetap mendapatkan pembelajaran yang sama baik yang ada di sekolah maupun yang di rumah. Karena, menurutnya, pelaksanaan pembelajaran tetap mengakses pada aplikasi hybrid learning.
"Baik siswa yang di rumah maupun di sekolah harus mengakses di website https://snesala.id. Untuk yang di sekolah disiapkan LCD yang terhubung dengan laptop," katanya.
Bagi siswa yang melaksanakan simulasi skenario simulasi PTM, Anam meminta, seluruh siswa wajib melaksanakan protokol kesehatan (prokes) ketat mulai berangkat dari rumah sampai pulang.
"Wajib prokes 3M, membawa bekal makan siang dan membawa peralatan shalat bagi siswa muslim dari rumah. Untuk pakaian bebas tapi rapi, sopan dan bersepatu," ucapnya.
Untuk skenario simulasi PTM terbatas, Anam mengaku, telah mendapatkan persetujuan dari seluruh orang tua atau wali siswa.
"Pastinya kita sudah mendapatkan ijin dari siswa untuk mengadakan simulasi PTM ini," ucap Anam.
Kabid SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan Chusnu Yuli Setyo mengatakan, program Blended Learning di SMPN 1 Lamongan masih fokus PJJ sampai tanggal 9 Agustus 2021. "Dari PPKM ke era kenormalan harus ada tahapan prakondisi, simulasi, dan PTM terbatas dulu, PTM 50% sampai PTM penuh," tutur Chusnu. (*)
Pewarta | : Moch Nuril Huda |
Editor | : Faizal R Arief |