TIMES JATIM, PACITAN – Dinas Pendidikan atau Dindik Pacitan kembali mengukir prestasi membanggakan di tingkat provinsi. Dalam rangkaian peringatan Hari Aksara Nasional 2024 yang juga bertepatan dengan Hari Guru Nasional, Dindik Pacitan berhasil meraih juara 1 lomba menyanyi tingkat Provinsi Jawa Timur.

Prestasi ini diraih oleh karyawan Dindik Pacitan yang tampil gemilang di ajang tersebut.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pacitan, Enggar Murwati, S.P., M.Pd., menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini. “Kami sangat bangga bisa meraih juara 1 di tingkat provinsi. Ini adalah hasil kerja keras dan kekompakan tim,” ujarnya, Senin (2/12/2024).

Hari Aksara Nasional yang diperingati setiap bulan November menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran literasi. 

"Kegiatan yang akan dilombakan meliputi geguritan, puisi etnik, melukis, dan menyanyi,” ungkapnya.

Menurut Enggar, Pacitan akan menjadi tuan rumah peringatan Hari Aksara Nasional pada tahun depan.

 “Kami tengah mempersiapkan berbagai agenda menarik untuk menyambut acara ini," tambahnya. 

Tidak hanya itu, Enggar juga mengingatkan pentingnya Hari Aksara sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan literasi di Indonesia.

 “Melalui peringatan ini, kita ingin mendorong semangat literasi dan melestarikan budaya lokal, khususnya di Pacitan,” tambahnya.

Sejarah Prestasi Dindik Pacitan

Prestasi Dindik Pacitan di tingkat provinsi bukanlah yang pertama. Pada tahun 2001, mereka juga pernah meraih juara 2 dan penghargaan favorit inovasi pelestarian budaya lokal melalui video tari kethek ogleng. Tari ini merupakan salah satu warisan budaya Pacitan yang telah diakui luas.

“Kami selalu berupaya menjaga dan melestarikan budaya lokal melalui berbagai inovasi. Prestasi ini membuktikan bahwa pelestarian budaya bisa menjadi kebanggaan dan memberikan inspirasi bagi generasi muda,” kata Enggar.

Dengan raihan juara 1 tahun ini, Dindik Pacitan berkomitmen untuk terus berprestasi di tingkat provinsi maupun nasional.

 “Kami berharap semangat ini bisa ditularkan kepada para guru dan siswa di Pacitan. Pendidikan bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang pengembangan karakter dan pelestarian budaya,” tutup Enggar. (*)