TIMES JATIM, MALANG – Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kembali menyelenggarakan International Youth Enhancing Study (I-YES) 2025. Acara pembukaan berlangsung meriah di ruang teater lantai 3, Senin (27/10/2025). Kegiatan akademik dan budaya ini mempertemukan 30 peserta dari 19 negara.

Program internasional unggulan ini resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Malang, Drs. H. Basri, M.A., Ph.D. Dalam kesempatan itu, dia menegaskan pentingnya peran UIN Malang dalam menjembatani interaksi global berbasis ilmu dan budaya.

“Internasionalisasi kampus itu penting. Dan hari ini Fakultas Humaniora menunjukkan bukti nyatanya. Mereka mampu menghadirkan inovasi dan program internasional yang terus berkembang,” ujarnya.

Dia juga menyambut hangat kedatangan para peserta dari berbagai negara, mulai dari China, Mesir, Ethiopia, Kenya, hingga Yaman. “Malang adalah tempat terbaik untuk belajar, bertumbuh, dan membangun pengalaman multikultural,” tambahnya.

Mengusung tema “Bridging Cultures for Global Peace”, I-YES 2025 dirancang untuk memperkuat peran generasi muda global dalam membangun kesadaran lintas budaya dan mendorong aksi nyata bagi perdamaian dunia.

Dekan Fakultas Humaniora, Dr. M. Faisol, M.Ag., menuturkan bahwa program ini merupakan wujud nyata dari komitmen fakultas untuk mencetak mahasiswa berwawasan global di era transformasi digital dan geopolitik yang kompleks.

“Pendidikan berwawasan global adalah kunci menghadapi perubahan dan tantangan di era digital ini. Melalui I-YES, mahasiswa belajar berinteraksi lintas budaya dan mempersiapkan diri berperan dalam komunitas dunia,” tegasnya.

Dia juga mengapresiasi kerja keras seluruh pihak yang berkolaborasi menyukseskan kegiatan ini. Mulai dari sivitas akademika hingga mitra sponsor.

Suasana pembukaan I-YES 2025 dipenuhi semangat persahabatan dan kebanggaan budaya Nusantara. Parade lagu-lagu daerah membuka acara dengan nuansa meriah, disusul fashion show busana adat yang menampilkan keindahan kain tradisional dari Sabang hingga Merauke.

Tak kalah memukau, komunitas seni Srikandi Humaniora turut menampilkan tarian kolaboratif bertajuk “Indonesia Menari”, yang memadukan gerak dari tari Saman, Piring, dan Gantar. Penampilan tersebut menggambarkan semangat persatuan di tengah keberagaman budaya Indonesia.

Pementasan Simfoni Indonesia Raya yang berpadu dengan musikalisasi puisi bertema nasionalisme juga berhasil menggugah emosi penonton. Harmoni musik dan lantunan puisi menciptakan suasana megah dan penuh kebanggaan.

Sebagai penutup, seluruh pengisi acara tampil bersama menyanyikan lagu “Tabola Bale” yang sedang viral, mengajak seluruh peserta menari dan bernyanyi bersama dalam suasana penuh kegembiraan. (*)