TIMES JATIM – PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) Regional 5 menyalurkan Bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) senilai Rp1,28 miliar kepada masyarakat di Kawasan Ijen, Kabupaten Bondowoso. Secara simbolis penyerahan berlangsung di Kantor Kecamatan Ijen, Kamis (18/12/2025).
Bantuan diserahkan oleh Kepala Bagian Corporate Secretary PTPN I Regional 5, R.I. Setiyobudi, yang mewakili Region Head, kepada Camat Ijen Wisnu Hartono. Program TJSL ini menyasar sektor pemberdayaan ekonomi, ketahanan pangan, serta peningkatan gizi masyarakat.
Total bantuan tersebut meliputi pembangunan kandang komunal senilai Rp899,81 juta, bantuan hewan ternak kambing Rp100 juta, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak taman kanak-kanak senilai Rp243,67 juta, serta paket sembako Rp40 juta.
Setiyobudi menyampaikan, program TJSL ini merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk hadir dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat sekitar wilayah operasional perusahaan.
“PTPN I Regional 5 ingin semakin dekat dengan masyarakat yang selama ini turut menopang aktivitas perusahaan. Program yang kami pilih disesuaikan dengan kebutuhan dan sumber penghidupan warga, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara langsung,” ujarnya.
Salah satu program utama adalah pembangunan kandang komunal yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektare di kawasan Java Coffee Estate, Desa Kalisat, Kecamatan Ijen. Kandang komunal tersebut terdiri dari 40 unit, dengan kapasitas masing-masing kandang mampu menampung 4 hingga 5 ekor kambing.
Untuk menjamin keberlanjutan usaha ternak, PTPN I Regional 5 juga menyiapkan lahan pangan serta budidaya hijauan pakan unggulan di sekitar area kandang. Langkah ini dilakukan guna memastikan ketersediaan pakan ternak sepanjang tahun.
Program kandang komunal ini diarahkan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan ternak secara kolektif dan efisien. Diharapkan, fasilitas tersebut mampu meningkatkan produktivitas peternak, memperkuat ketahanan pangan, serta memberikan nilai tambah ekonomi bagi keluarga warga sekitar.
Selain itu, bantuan sembako disalurkan kepada 200 warga yang sehari-hari menggantungkan hidup sebagai pekerja di kebun kopi PTPN I Regional 5. Mereka terdampak terhentinya aktivitas kerja akibat ulah sejumlah oknum di dalam kawasan kebun.
“Bantuan sembako ini kami harapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat sekaligus menjaga stabilitas sosial di kawasan Ijen,” kata Setiyobudi.
Sementara itu, program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) diberikan kepada anak-anak taman kanak-kanak di Kecamatan Ijen sebagai bagian dari upaya peningkatan gizi anak usia dini serta pencegahan stunting, guna mendukung tumbuh kembang anak pada fase awal kehidupan.
“Program kandang komunal, bantuan ternak, sembako, dan PMT kami rancang agar memberikan dampak berkelanjutan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Secara terpisah, Region Head PTPN I Regional 5, Subagiyo, menambahkan bahwa pelaksanaan TJSL dilakukan secara terintegrasi dan berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan serta unsur kewilayahan setempat.
“Koordinasi dengan pemerintah setempat sangat penting agar bantuan tepat sasaran dan memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat,” ujarnya.
Ketua Kelompok Ternak Arabica, Yoyok Siswoyo Kandang Kambing, ada 40 peternak yang mengelola kambing jenis Etawa dan Kaligesing di kandang tersebut.
Menurutnya, sejak awal dilaunching pada Agustus 2025 baru ada sekitar 50 ekor kambing yang diperkembangbiakan. "Kalau kapasitas total untuk 400 ekor kambing," jelasnya.
Ia menjelaskan dari total luasan lahan itu, 0,5 untuk kandang komunal. Kemudian sisanya merupakan areal tanaman hijauan pakan ternak. Seperti tanaman Odot, Pakchong, dan Indigofera.
"Kalau kandangnya itu setengah hektar, kalau sisanya ini tanaman pakan. Peternak gratis ngarit," ungkapnya.
Meski saat ini kambing tersebut belum bernilai ekonomis. Baik penjualan dagingnya atau pun susu etawa. Karena masih tahap awal pengembangbiakan.
Namun begitu kata dia, para peternak sudah menjual kotoran ternaknya ke PTPN untuk dikelola menjadi pupuk tanaman kopi. Penjualan pupuk kotoran kambing ini dihargai Rp 3.000 per karung.
"Sementara teman-teman saat ini ada income dari kotorannya. Saya sangat berterimakasih pada PTPN. Karena selain mendapatkan gaji sebagai buruh, kami memperoleh pendapatan dari ternak," terangnya.
| Pewarta | : Moh Bahri |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |