TIMES JATIM, LAMONGAN – Kabupaten Lamongan kembali mencatatkan prestasi membanggakan di level nasional. Kali ini, melalui sosok Diaz Nawaksara, Busana Khas Lamongan (BKL) tampil memukau dan berwibawa di panggung Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2025 yang digelar di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Selasa (16/12/2025) malam.
Kehadiran Busana Khas Lamongan dalam ajang bergengsi tersebut bukan sekadar urusan fesyen, melainkan simbol identitas daerah yang dipadukan dengan prestasi intelektual. Diaz Nawaksara hadir sebagai delegasi Kabupaten Lamongan untuk menerima penghargaan kategori Pelopor dan Pembaharu atas dedikasinya dalam digitalisasi aksara kuno Nusantara.
Dedikasi Literasi dan Digitalisasi Aksara
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan, Purnomo, yang hadir langsung memberikan dukungan, menyatakan rasa bangganya atas pencapaian ini.
"Kami merasa bangga dan memberikan apresiasi atas tampilnya Busana Khas Lamongan dalam ajang anugerah kebudayaan nasional. Kiprah Mas Diaz sebagai pelopor budaya Nusantara sangat nyata, baik di tengah masyarakat Lamongan maupun nasional," ujar Purnomo kepada TIMES Indonesia, Kamis (18/12/2025).

Diaz, yang merupakan putra daerah asal Desa Dagan, Kecamatan Solokuro, dikenal luas sebagai Ketua Lesbumi Lamongan. Ia aktif mendampingi komunitas budaya dalam penguatan literasi manuskrip, sejarah lokal, hingga menciptakan aplikasi digital agar aksara tradisional tetap relevan bagi generasi Z.
Jejak Prestasi: Dari Pancasila hingga Kebudayaan
Penghargaan AKI 2025 ini menjadi pelengkap etalase prestasi Diaz. Sebelumnya, pada tahun 2024, ia juga dinobatkan sebagai Insan Pancasila oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI.
"Upaya digitalisasi aksara ini bukan sekadar dokumentasi, melainkan sarana penguatan identitas bangsa agar warisan masa lalu tetap hidup di era digital," kata Diaz.
Mendorong Ekosistem Budaya Lamongan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lamongan berharap penghargaan ini menjadi pemantik semangat bagi pegiat budaya lainnya di Kota Soto. Dukungan pemerintah daerah dipastikan akan terus mengalir untuk memastikan kerja-kerja pelestarian sejarah lokal mendapatkan ruang yang lebih luas.
Melalui momentum AKI (Anugerah Kebudayaan Indonesia) 2025, Busana Khas Lamongan kini tidak hanya dikenal sebagai pakaian adat, tetapi juga simbol kewibawaan para penggerak literasi Indonesia dari Jawa Timur. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Putra Lamongan Kenalkan Busana Khas Lamongan ke Level Nasional
| Pewarta | : Moch Nuril Huda |
| Editor | : Deasy Mayasari |