TIMES JATIM, MALANG – Kepemimpinan baru di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) menandai awal langkah strategis menuju penguatan daya saing global. Dekan FIA UB periode 2025–2030, Prof. Dr. Hamidah Nayati Utami, S.Sos., M.Si., menetapkan visi besar untuk menjadikan FIA UB sebagai pusat pendidikan administrasi yang unggul secara nasional dan diakui secara internasional.

Sejak resmi menjabat, Prof. Hamidah langsung mengawal sejumlah program prioritas yang sejalan dengan arah kebijakan Rektor UB dalam mendorong kampus menembus peringkat QS 500 dunia. Dua fokus utamanya adalah penguatan ekosistem riset yang berdampak dan percepatan transformasi digital layanan akademik.

Dalam membangun budaya riset yang kuat, Prof. Hamidah merancang sistem kelompok riset berbasis guru besar. Setiap guru besar bertindak sebagai pemimpin riset yang membina dosen, khususnya yang belum memiliki akun Scopus, untuk aktif dalam kegiatan ilmiah dan publikasi terindeks.

“Kami membentuk kelompok riset berbasis guru besar. Satu guru besar memimpin satu kelompok riset. Ini akan memfasilitasi dosen, terutama yang belum punya akun Scopus, agar bisa didampingi dari riset hingga publikasi,” jelas Prof. Hamidah.

Lebih dari sekadar jumlah publikasi, pendekatan ini menekankan pentingnya dampak riset terhadap pengembangan ilmu, institusi, dan masyarakat, serta mendukung misi nasional “Saintek Berdampak” dari Kementerian Pendidikan Tinggi.

Kepemimpinan baru juga mempercepat proses digitalisasi di lingkungan FIA UB. Salah satunya dengan menggelar pelatihan literasi digital bagi tenaga kependidikan (tendik) agar pelayanan akademik menjadi lebih responsif, efisien, dan berbasis teknologi.

“Literasi digital tendik sangat penting. Pelayanan yang responsif dan efisien akan membuat mahasiswa dan dosen lebih nyaman. Kita ingin membentuk birokrasi kampus yang adaptif dan berbasis teknologi,” ungkapnya.

Transformasi ini tidak hanya berdampak pada administrasi, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih modern dan terintegrasi.

Di bawah kepemimpinan Prof. Hamidah, FIA UB menargetkan peningkatan akreditasi nasional dan internasional pada seluruh program studi. Sementara itu, bidang kemahasiswaan diarahkan untuk mempercepat masa tunggu kerja lulusan dan meningkatkan prestasi mahasiswa.

“FIA UB harus menghasilkan lulusan yang cepat terserap di pasar kerja. Itu indikator penting dalam reputasi akademik,” tegasnya.

Prof. Hamidah juga menaruh perhatian besar pada pemberdayaan dosen perempuan. FIA UB mendorong dosen-dosen muda, khususnya perempuan, untuk studi lanjut ke luar negeri meski menghadapi tantangan domestik seperti pengasuhan anak.

“Kita dorong dosen perempuan untuk studi luar negeri meski ada tantangan domestik, seperti anak kecil atau izin keluarga. Banyak yang berhasil, dan itu bisa jadi inspirasi,” katanya.

Namun ia menegaskan bahwa semua kesempatan diberikan berdasarkan kompetensi, bukan gender.

Menutup pernyataannya, Prof. Hamidah menyampaikan harapan besar terhadap seluruh program prioritas yang telah dirancang selama enam bulan pertama masa jabatan. Ia ingin membangun FIA UB sebagai institusi yang tidak hanya unggul dalam administrasi, tetapi juga berdampak nyata dalam pengembangan ilmu dan kontribusi sosial.

"Kita ingin menciptakan budaya akademik yang berdampak. Tidak hanya mengejar kinerja administratif, tetapi hasilnya benar-benar berguna bagi masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan,” pungkasnya. (*)