TIMES JATIM, PACITAN – Sentot (62) pemilik usaha kuliner tape ketela 'Warisan Leluhur' sedang melayani pesanan. Rp10 ribu dapat tiga bungkus. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Berwisata ke Kabupaten Pacitan, Jawa Timur belum pas jika anda belum mencicipi tape ketela 'Warisan Leluhur' yang rasanya manis.
Lokasinya sangat mudah ditemukan. Pasalnya berada di pinggir jalan, yakni RT 05/RW 07 Dusun Mloko, Desa Sedeng, Kecamatan Pacitan sebelum tanjakan.
Usaha kuliner Tape ketela milik Sentot (62) ini sangat laris diburu pembeli. Selain rasanya enak dan manis, harganya pun sangat bersahabat. Rp10 ribu dapat tiga pack.
"Ada dua jenis, bungkus daun pisang Rp10 ribu dapat empat. Kalau bungkus plastik, Rp10 ribu dapat empat," katanya, Sabtu (3/9/2022).
Menurut Sentot, proses pembuatannya pun masih sangat tradisional dan tanpa pengawet. Bahan baku tape ketela didapat dari petani sekitar. Jenisnya bermacam-macam, seperti ketela kuning, putih dan jinten.
"Pertama kulit ketela dikupas lalu direndam selama satu malam dengan air. Setelah itu direbus sampai empuk kemudian didinginkan. Baru kemudian diberi ragi dan diungkep sampai rapat biar keluar gasnya," terangnya.
Usaha kuliner tradisional yang dia geluti sudah berjalan setahun. Sedangkan omzet yang didapat dari penjualan bisa mencapai ratusan ribu rupiah dalam sehari.
"Sehari bisa laku 100 bungkus. Pas rame dapat Rp200 ribu. Kadang diborong sama wisatawan dari luar Pacitan," jelas Sentot kepada TIMES Indonesia.
Selain itu, tape ketela 'Warisan Leluhur khas Pacitan ini bisa bertahan sampai tiga hari. Jika disimpan di dalam almari es akan lebih awet. Rasanya pun semakin mantap. "Yang bikin kan istri. Kalau saya bagian menunggu pembeli tiap hari," pungkasnya sambil tertawa lebar. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tape Ketela 'Warisan Leluhur' di Pacitan Laris Manis Seperti Rasanya
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Deasy Mayasari |