TIMES JATIM, SOLO – Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, memberikan apresiasi terhadap pola kolaborasi yang diterapkan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menarik investasi baru. Menurut Luhut, pendekatan kerja sama lintas pihak menjadi kunci pembangunan di tengah situasi global yang tidak stabil.
Berbicara dalam Solo Investment Forum 2025 di Grand Keraton Ballroom Swiss-Belinn Surakarta, Jumat, 12 Desember 2025, Luhut menilai Jawa Tengah berhasil menjaga momentum pembangunan dengan mengidentifikasi persoalan di daerah, kemudian merumuskan solusi yang tepat. Kondisi tersebut, katanya, menjadikan provinsi ini semakin menarik di mata investor.
“Jawa Tengah punya masa depan luar biasa. Potensinya lengkap, ditopang universitas-universitas berkualitas. Tinggal bagaimana keputusan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dibuat berbasis kajian ilmiah,” ujarnya.
Luhut mengingatkan, banyak kebijakan gagal berjalan optimal karena tidak didukung studi yang memadai. Ia menekankan bahwa seorang pemimpin tidak mungkin menguasai seluruh persoalan, sehingga komunikasi dan kerja tim mutlak diperlukan.
“Saya melihat Gubernur punya kemampuan membangun team work yang solid. Itu penting untuk keberhasilan sebuah kebijakan,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan bahwa konsep pemerintahan kolaboratif menjadi fondasi utama dalam pembangunan Jawa Tengah. Pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi, menurutnya, harus bergerak dalam satu irama.
Ia mencontohkan kolaborasi dengan Universitas Diponegoro dalam pengembangan teknologi desalinasi untuk mengatasi tingginya serapan air tanah. “Kampus punya keahlian dan kajian. Kita manfaatkan itu untuk mencari solusi,” ujarnya.
Hingga kini, sebanyak 88 perguruan tinggi telah menjalin kerja sama dengan Pemprov Jateng dalam berbagai sektor. Salah satu orientasinya adalah memperkuat keselarasan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri, agar lulusan perguruan tinggi dapat langsung terserap ke dunia kerja.
“Mahasiswa harus siap kerja. Karena itu, kampus perlu terkoneksi dengan investasi yang masuk ke Jawa Tengah. Jika tidak ada hubungan kausalitas, komunikasi akan terputus dan SDM kita tidak terserap,” kata Luthfi.
Ia menambahkan, semangat gotong royong dan kerja bersama menjadi identitas pembangunan Jawa Tengah, termasuk dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan III-2025, ekonomi Jawa Tengah tumbuh 5,37 persen. Pertumbuhan tersebut sebagian besar didorong oleh investasi yang berkontribusi sekitar 85 persen, sementara PAD menyumbang 15 persen.
Realisasi investasi pada Januari–September 2025 mencapai Rp66,13 triliun dan diperkirakan terus meningkat hingga akhir tahun, dengan serapan tenaga kerja mencapai 326 ribu orang.
“Prinsip kita jelas: gotong royong. Together we can. Untuk menjadikan ekonomi berdaya saing, seluruh potensi masyarakat harus bergerak dan berkolaborasi dengan pemerintah pusat serta kawasan penyangga ekonomi,” kata Gubernur Luthfi. (*)
| Pewarta | : Bambang H Irwanto |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |