https://jatim.times.co.id/
Berita

Wapres Gibran Minta Branding Kopi Bondowoso Terus Diperkuat

Selasa, 24 Juni 2025 - 18:51
Wapres Gibran Minta Branding Kopi Bondowoso Terus Diperkuat Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka saat melakukan panen raya kopi di Lereng Ijen-Raung Kabupaten Bondowoso (FOTO: Sekretariat Wapres)

TIMES JATIM, BONDOWOSO – Selain mengunjungi layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas Sempol. Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka melanjutkan agenda kerjanya dengan menghadiri Panen Raya Kopi Ijen di Java Coffee Estate, Kecamatan Sempol, Bondowoso, Jawa Timur, Selasa (24/06/2025).

Agenda ini menjadi bagian dari upaya pemerintah pusat dalam mengakselerasi visi Asta Cita Prabowo-Gibran, khususnya pada sektor penguatan UMKM, ketahanan pangan, serta daya saing komoditas lokal di pasar internasional. 

Kehadiran Wapres juga menegaskan posisi strategis kopi sebagai salah satu komoditas unggulan nasional, yang mendapat perhatian khusus dalam kebijakan ekonomi berbasis kerakyatan.

“Saya kira kopi kita sudah mendunia. Indonesia adalah produsen kopi terbesar keempat di dunia. Tugas kita sekarang adalah menjaga kualitas dan memastikan kuantitasnya mencukupi kebutuhan pasar global,” ujar Wapres.

Wapres juga menyoroti pentingnya peningkatan produktivitas di tingkat petani, dengan dukungan sarana produksi yang mudah diakses. 

Pemerintah kata dia, akan memperkuat ekosistem pertanian kopi, mulai dari ketersediaan benih unggul, peralatan modern, hingga akses permodalan dan pasar.

“Permintaan dunia terhadap kopi terus meningkat. Nilai kopi akan berkali lipat jika dilakukan hilirisasi dan branding. Kualitas saja tidak cukup. Nama besar Indonesia harus melekat pada produk turunan kopi dan cita rasa kopi specialty kita,” lanjutnya.

Dalam suasana santai, Wapres sempat mencicipi kopi khas Ijen yang disajikan tanpa tambahan gula. Minuman tersebut direkomendasikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang turut mendampingi agenda panen raya tersebut.

 Wapres membeberkan bahwa pemerintah tengah mematangkan pendirian badan hukum berbasis koperasi yang akan memberikan manfaat langsung bagi para petani kopi. Dia juga mendorong agar branding kopi Bondowoso terus diperkuat. 

“Sudah dibahas di rapat terbatas terakhir. Nanti koperasi ini akan melayani off-taker, pemasaran, hingga pembiayaan petani. Tunggu sebentar lagi, akan segera diluncurkan oleh Pak Presiden,” jelas Wapres.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PTPN IV, Jatmiko Krisna Santosa, memaparkan bahwa tantangan terbesar dalam industri kopi saat ini adalah rendahnya produktivitas petani rakyat, yang masih berkisar antara 180 hingga 300 kilogram per hektare.

“Saat ini produktivitas petani masih di kisaran 180–300 kilogram per hektare. Target kita dalam waktu tujuh tahun bisa mencapai dua ton per hektare,” ujarnya di hadapan Wapres.

Untuk mencapai target tersebut, PTPN menginisiasi pendekatan intensifikasi budidaya berbasis standar internasional, mencakup edukasi pemangkasan, pemupukan teratur, dan tata kelola pascapanen kepada sekitar 10.000 petani. 

Jatmiko juga mengungkapkan, sebagian besar petani saat ini hanya menjual kopi dalam bentuk cherry (biji mentah) seharga Rp15.000/kg kepada tengkulak, padahal potensi nilai jualnya jauh lebih tinggi.

“Dengan memproses biji kopi di pabrik kami, kualitas rasa meningkat karena melalui proses fermentasi yang optimal. Taste-nya bisa berbeda dan memenuhi standar cup of Java yang dicari pembeli global,” jelasnya.

Guna memberi solusi konkret, PTPN telah mendirikan pabrik pengolahan kopi rakyat agar petani dapat mengolah langsung hasil panen mereka menjadi green bean berstandar ekspor, yang bisa dihargai hingga Rp160.000/kg.

Wapres Gibran juga turut serta dalam prosesi panen raya bersama sekitar 150 petani, memetik buah kopi merah sembari mengenakan caping dan membawa keranjang. Panen dilakukan di area seluas 10 hektare dari total 15.600 hektare lahan kopi di kawasan Ijen, dengan rata-rata hasil panen mencapai tiga kilogram per pohon.

Sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras para petani, Wapres menyerahkan bantuan simbolis berupa lima paket sembako dan lima ekor kambing kepada perwakilan petani.

Mayoritas petani yang hadir dalam panen raya ini merupakan buruh harian yang dibayar Rp2.000 per kilogram kopi yang dipetik. Mereka umumnya mampu memanen antara 60 hingga 100 kilogram per hari.

Perkebunan kopi di kawasan Ijen meliputi lahan milik PTPN dan ±10.600 hektare lahan Perhutani yang dikelola oleh petani rakyat. Kawasan ini dikenal luas sebagai penghasil kopi arabika unggulan dengan merek Java Coffee, yang telah menembus pasar ekspor dan memiliki nilai historis tinggi dalam dunia perkopian global.

Melalui sinergi program pemerintah dan pelaku usaha, Ijen ditargetkan menjadi salah satu pusat produksi kopi specialty berkelas dunia, sekaligus tumpuan pertumbuhan ekonomi pedesaan di sektor agribisnis. (*)

Pewarta : Moh Bahri
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.