TIMES JATIM, SURABAYA – Kabar duka dari Universitas Kristen Petra, seorang mahasiswanya jatuh dari lantai 12.  Yang mengetahui pertama kali petugas taman kampus. Tepat pukul 10.45 tubuh mahasiswa itu tergelatak di jalan pintu keluar kampus, Selasa (1/9/2024).

Gedung Q, saksi bisu mahasiwa semester 3 Fakultas Teknik Jurusan Mesin ini yang nekat lompat hingga tewas seketika. Di lantai 12 ada bercak darah, luka di bagian wajah dan kepala. 

Isak tangis keluarga korban tidak tertahankan saat melihat korban sudah tidak bernyawa. (FOTO: Hamida/Times Indonesia) 

“Jenazah seorang mahasiswa semester tiga Teknik jurusan mesin. Mengalami luka di bagian wajah dan kepala, luka ini kemungkinan benturan jalan dan badan dia (korban),” ujar Kompol M. Sholeh Kapolsek Wonocolo. 

Sholeh mengatakan belum dapat menyimpulkan dugaan sementara yang terjadi pada tewasnya mahasiswa tersebut. Sedangkan proses penyidikan masih berlangsung. Untuk mendukung penyidikan 5 saksi akan diminta keterangan. 

“Ada lima saksi yang nanti diminta keterangan, petugas taman dan petugas security,” tuturnya. 

Tanda-tanda terakhir sebelum melompat tidak diketahui mahasiswa lainnya. Begitu juga dari gadet korban tidak dapat dibuktikan percakapan terakhir dari korban dengan keluarganya maupun temannya. Diketahui tidak ada bukti percakapan dikarena ponsel korban yang disaku ikut rusak. Sementara barang pribadi hanya ditemukan gadget dan dompet korban. 

Korban seketika segera dibawa di RSUD Soetomo. Keluarga korban dan petugas kampus mendampingi jenazah menuju rumah sakit. Ketika di kampus, keluarga korban belum sempat melihat jenazah yang sempat ditutupi dengan terpal berwarna biru. 

Jenazah korban yang datang terlebih dahulu langsung menuju ruang jenazah. Tidak lama kemudian keluarga korban tiba di RSUD Soetomo. Isak tangis pecah ketika keluarga korban melihat korban sudah lemas tidak bernafas di atas meja otopsi. 

Dua keluarga korban terlihat masih menangis setelah keluar dari ruang jenazah. Keluarga dan rekan enggan memberi tanggapan ketika diminta keterangan oleh TIMES Indonesia. 

“Tidak bisa,” jawab keluarga korban singkat. (*)