TIMES JATIM, MALANG – Pemerintah Kabupaten Malang menunjukkan komitmen serius dalam menjamin hak pendidikan bagi semua anak, terutama dari keluarga kurang mampu. Melalui program Sapu Bersih Anak Tidak Sekolah (Saber ATS), Dinas Pendidikan Kabupaten Malang berhasil menangani ribuan anak yang sebelumnya tak mengenyam pendidikan formal.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwadji, mengungkapkan bahwa berdasarkan data Kemendikdasmen, terdapat 19.000 anak tidak sekolah di wilayah tersebut. Namun, berkat intervensi melalui Saber ATS, sebanyak 3.000 anak kini telah kembali mendapatkan akses pendidikan.
“Jumlah anak tidak sekolah yang awalnya sebanyak 19 ribu anak, bisa tertangani dengan program Saber ATS. Sementara ini, menyisakan 16 ribu anak tidak sekolah,” ungkap Suwadji dalam keterangan resminya.
Suwadji menekankan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk memperoleh pendidikan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Oleh karena itu, pihaknya terus mengintensifkan upaya untuk memastikan tidak ada anak usia sekolah yang terabaikan.
Program Saber ATS sendiri dibentuk sebagai respon terhadap tingginya angka anak tidak sekolah di Kabupaten Malang. Melalui satuan tugas yang diketuai oleh para Camat di masing-masing kecamatan, upaya identifikasi dan penanganan dilakukan secara menyeluruh.
Anak tidak sekolah diklasifikasikan ke dalam tiga kategori: belum pernah sekolah, putus sekolah, dan tidak melanjutkan. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari kondisi ekonomi, rendahnya motivasi dari orang tua dan siswa, hingga tantangan geografis dan sosial.
“Yang masih usia sekolah ini kami beri dorongan dan motivasi untuk sekolah formal, yang di atas usia sekolah kami arahkan untuk mengikuti pendidikan nonformal kesetaraan baik Paket A, B, maupun C,” jelas Suwadji.
Pemkab Malang juga memberikan bantuan sosial kepada 5.100 siswa dan menyalurkan beasiswa senilai Rp 200 ribu per bulan kepada 200 anak dari keluarga miskin yang belum terdata dalam Program Indonesia Pintar (PIP).
Tak hanya itu, Bupati Malang, HM Sanusi, turut menggandeng pelaku usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memberikan dukungan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu yang memiliki prestasi akademik.
Langkah-langkah strategis tersebut, kata Suwadji, telah sejalan dengan tema peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, yakni “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua.”
Upacara Hardiknas tahun ini digelar di Pendopo Agung Kabupaten Malang dan dipimpin langsung oleh Bupati HM Sanusi. Dalam amanatnya, ia menegaskan pentingnya sinergi semua pihak dalam menciptakan pendidikan yang merata dan bermutu.
“Perlu kolaborasi, sinergitas, dan kerja sama seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan pendidikan yang benar-benar inklusif bagi semua anak tanpa terkecuali,” ujar Bupati Sanusi.
Selain penanganan ATS, peningkatan mutu pendidikan juga menjadi perhatian melalui penguatan sarana dan prasarana, peningkatan kompetensi guru dan tenaga pendidik, hingga upaya peningkatan kesejahteraan mereka melalui berbagai pelatihan dan bimtek.(*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Imadudin Muhammad |