TIMES JATIM, PACITAN – Kawasan Gunung Sewu Pacitan, Jawa Timur telah menjadi cagar budaya warisan dunia yang kaya akan tinggalan masa prasejarah.
Kawasan Gunung Sewu Pacitan ini mencakup Desa Wareng, Punung, Bomo, Piton, Kecamatan Punung. Desa Sendang, dan Sekar, Kecamatan Donorojo, dan Desa Watukarung, Candi untuk Kecamatan Pringkuku.
Secara geografis, Kawasan Gunung Sewu Pacitan ini terletak di sebelah barat Kabupaten Pacitan dan membentang sepanjang kurang lebih 130 Km dari Pantai Parangtritis (DIY) di sebelah barat hingga Teluk Pacitan di sebelah timur.
Kawasan Gunung Sewu Pacitan ini adalah pegunungan karst yang unik, ditandai oleh jajaran bukit karst berbentuk kubah-kubah yang jumlahnya sangat banyak, sehingga dinamakan Gunung Sewu atau Pegunungan Sewu (Pegunungan Seribu).
Berkat penemuan alat-alat batu Paleolitik di sepanjang Kali Baksoka pada tahun 1935 oleh G.H.R. Von Koenigswald dan M.W.F.Tweedie, Kawasan Gunung Sewu di Kabupaten Pacitan menjadi terkenal dalam ilmu arkeologi prasejarah.
Artefak-artefak ini termasuk alat-alat litik terbuat dari batu, tulang, tanduk, kulit kerang, gua-gua hunian, serta sisa-sisa penguburan manusia prasejarah. Mereka memberikan wawasan tentang kehidupan manusia purba pada masa prasejarah.
Mengingat pentingnya tinggalan cagar budaya di kawasan ini, Gubernur Jawa Timur telah menetapkan Kawasan Gunung Sewu sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Provinsi melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur No 188/106/KPTS/013/2015 tanggal 16 Februari 2015.
Hingga saat ini, sudah ada 53 situs yang telah dipetakan di Kawasan Cagar Budaya Gunung Sewu, dengan 13 di antaranya diverifikasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur pada tahun 2011. Beberapa situs penting di kawasan ini termasuk Song Terus, Sungai Baksoka, dan Ngrijangan.
Sungai Baksoka, yang mengalir di sebelah timur Kawasan Gunung Sewu, terkenal dengan endapan aluviumnya yang kaya akan artefak batu dari era Paleolitikum, yang dikenal dengan budaya Pacitanian.
Mengenal Gua Song Terus
Song Terus, sebuah gua di Desa Wareng, Kecamatan Punung, juga menjadi tempat penting dalam penelitian prasejarah. Gua ini telah mengungkapkan temuan kerangka manusia prasejarah yang hidup sekitar 10 ribu tahun yang lalu, pada masa Neolitik.
Sebuah museum telah dibangun di depan gua ini untuk memamerkan penemuan-penemuan bersejarah ini, menjadikannya lebih menarik untuk dikunjungi.
Selain situs gua hunian, di Kawasan Cagar Budaya Gunung Sewu juga terdapat situs perbengkelan atau workshop pembuatan artefak batu manusia prasejarah. Pecahan batu, artefak setengah jadi, serta artefak siap pakai yang tidak selesai dikerjakan tersebar di daerah Ngrijangan, Kecamatan Punung, dan berasal dari masa Neolitik.
Kawasan Gunung Sewu Pacitan terus menjadi pusat perhatian bagi para ilmuwan dan penggemar sejarah prasejarah, menjadikannya sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang sangat berharga di Indonesia. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |