TIMES JATIM, TUBAN – Alumni Pondok Pesantren (PP) Maqam Tahrir Ulfatul Banat, Abdullah Hadani, Muqoddas Zamzamy, dan In'am Abdul Wahab, baru saja lahirkan sebuah karya sastra berupa buku antologi puisi yang dibedah oleh para pengurus pesantren, guru, dan santri di Pondok Pesantren Maqam Tahrir Ulfatul Banat, Jumat (20/12/2024).
Berjudul "Di dalam Kamar Mandi" buku ini mengangkat tiga tema besar, yaitu: cinta, ketuhanan, dan kenegaraan. Puisi-puisi dalam buku ini menggambarkan perjalanan dan pengalaman pribadi yang dialami oleh para penulis.
Dalam acara tersebut, salah satu penulis, Muqoddas, mengungkapkan bahwa karya yang dihasilkan merupakan bentuk ekspresi dari perjalanan spiritual dan intelektual di pesantren.
"Puisi-puisi yang saya tulis terinspirasi dari pengalaman belajar di pesantren," katanya.
Menurut Muqoddas, karya sastra pesantren memiliki kekayaan dan keindahan yang tidak kalah dengan sastra dari kalangan lain.
"Setidaknya hal ini menjadi bagian dari bukti bahwa sastra di lingkungan pesantren memiliki keunikan dan kedalaman tersendiri," ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Maqam Tahrir Ulfatul Banat, Kiai Abdul Muiz, yang turut hadir dalam bedah buku, mengungkapkan rasa bangga atas lahirnya buku antologi puisi dari para alumni.
Pihaknya berharap karya sastra yang dilahirkan dapat menjadi sarana bagi santri untuk menyalurkan ide, gagasan, dan perasaan mereka, sekaligus memperkenalkan lebih jauh lagi sisi sastra yang berkembang di pesantren kepada masyarakat luas.
"Santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga belajar sastra, seperti puisi. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat terus dilanjutkan. Buku yang dibahas kali ini memiliki judul yang cukup unik dan menarik," ujar Kiai Abdul Muiz.
Sebagai bentuk dukungan, para peserta bedah buku diberikan kesempatan untuk berdiskusi mengenai tema-tema yang terkandung dalam puisi-puisi tersebut.
Selain itu, topik sastra santri menjadi bahan diskusi untuk menyuarakan keindahan, kebenaran, serta nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari para santri di Pondok Pesantren.
Buku antologi puisi ini mendapat sambutan positif, baik dari kalangan sastra maupun masyarakat pesantren. Dengan hadirnya buku ini, diharapkan semakin banyak karya sastra dari kalangan santri yang mampu menggugah pemikiran dan menjadi bagian dari perkembangan sastra di Indonesia. (*)
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |