TIMES JATIM, BANYUWANGI – Berkah alam dan budaya yang dimiliki Bumi Blambangan, memang cocok menjadi jujugan wisatawan. Meski demikian Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur harus terus didorong berinovasi untuk bertransformasi dalam meningkatkan kualitas pariwisatanya.
Dikatakan oleh Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Dwi Marhen Yono, pihaknya tengah mendorong Banyuwangi untuk berinovasi bagaimana cara dari mass tourism naik level menjadi quality tourism.
Lebih detail, Marhen melanjutkan, mass tourism adalah konsep pariwisata yang melibatkan banyak wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata secara bersamaan. Namun, pariwisata massal biasanya menawarkan layanan wisata yang standar dan harga terjangkau.
“Mass tourism itu orangnya yang datang banyak, uangnya yang dikeluarkan sedikit,” kata Marhen, Senin (16/12/2024).
Sedangkan quality tourism adalah konsep pariwisata yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan dan berdampak positif bagi destinasi.
Quality tourism juga dikenal sebagai pariwisata berkualitas atau pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism)
Untuk memberikan dorongan transformasi menuju quality tourism itu, Marhen menambahkan, pihaknya akan mengajak pelaku quality tourism untuk datang ke Banyuwangi yang ditugaskan melakukan riset dan membuat sebuah terobosan atau inovasi baru.
Marhen mencontohkan, jika biasanya wisatawan masuk membayar uang Rp100rb untuk menonton sebuah pertunjukan tari. Jika dengan menggunakan konsep quality tourism bisa dijual hingga Rp10juta.
“Kenapa bisa sampai Rp10 juta? karena kita menjual paket satu minggu, di mana wisatawan bisa ikut latihan tari, sampai nanti dia beli baju tari serta aksesoris, berujung pada performanya dia akan tampil,” ujarnya.
“Nah itu yang akan kita jual bagaimana seni budaya itu tidak dijual murah, tapi kita naikan levelnya,” imbuh Marhen.
Marhen juga menerangkan, untuk wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang ke Indonesia tahun 2023, sekitar 11 juta dan rata-rata spend money atau menghabiskan uang sekitar 1.440 US Dollar. Sedangkan wisatawan domestik sekitar 840 juta orang bergerak berwisata dan rata-rata menghabiskan uang Rp2,4 juta.
“Jadi mereka menghabiskan uang itu untuk membeli kuliner indonesia, beli seni seni budaya dan lainya, itulah yang harus ditingkatkan,” tuturnya. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |