TIMES JATIM, SURABAYA – Antusiasme peserta Sayembara Desain Kawasan Eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS) sangat tinggi. Terbukti dengan 200 tim dengan masing-masing empat orang anggota mengikuti sayembara tersebut.
Kepala Bidang Bangunan dan Gedung (DPRKPCKTR) Kota Surabaya, Iman Krestian mengatakan, keterlibatan peserta tidak hanya dari Kota Surabaya saja, melainkan juga dari luar kota seperti Kalimantan dan Jakarta.
"Jumlah peserta yang ikut diluar ekspektasi, yang mendaftar ada 200 tim. Kemungkinan ada sekitar 800 orang yang terlibat dalam sayembara ini. Jumlah peserta masih bisa bertambah sampai nanti batas pengumpulan karya," kata Iman.
Ia menjelaskan, para peserta dibebaskan menuangkan ide dan kreativitas dalam pembuatan desain masterplan eks kawasan THR dan TRS.
"Kreativitas kita bebasakan. Harapan kita ada masukan terkait kemudahan realisasi dan aktivitas baru yang menarik investor kesini," papar Iman.
Dirinya merinci, dalam sayembara tersebut para peserta diminta membuat desain untuk keseluruhan kawasan yang akan dibagi menjadi empat blok. Pertama adalah bagunan Hi-Tech Mal.
"Saat ini hanya setengah yang digunakan oleh pedagang dari keseluruhan bangunan, di lantai satu saja. Harapannya para peserta bisa membuat desain supaya ada kegiatan baru yang dihadirkan di Hi-Tech Mal," kata Iman.
Kedua adalah blok eks kawasan TRS yang rencananya akan dibuat sebagai tempat exhibition outdoor. Lalu, ketiga ialah blok kolam renang yang berada dibelakang eks kawasan TRS.
"Keempat merupakan blok eks kawasan THR yang akan dibuat sebagai multifuntion hall untuk sport dan entertaiment. Di sini nanti yang Pak Wali ingin menjadi tempat konser bertaraf Internasional," paparnya.
Meski demikian, Iman berharap hasil desain dari para peserta nantinya tetap menghadirkan nuansa THR dan TRS tempo dulu dengan penyesuain di masa kini.
"Berharap masih ada sentuhan THR dan TRS masa lalu, tapi tetap kekinian dan diadaptasi dengan kebutuhan generasi saat ini," tambahnya.
Sementara itu, salah satu juri sayembara desain, Retno Hastijanti mengungkapkan bahwa penjurian akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah kelengkapan administrasi dan tahap kedua adalah ide dari desain yang dibuat.
"Penjurian juga mengacu pada kebutuhan Kota Surabaya saat ini dan kemudahan ter-realisasinya bangunan. Karena, desain bukan dibuat dilahan yang kosong tapi sudah terbentuk lingkungan di sana, setiap lingkungan punya potensi masing-masing," kata Retno ditemuin di kawasan eks THR dan TRS.
Retno menambahkan, penilaian atau penjurian juga akan melihat keterkaitan desain dengan Kota Lama Surabaya yang berawal dari pusat perdagangan.
"Kota Lama di Surabaya berbeda dengan Semarang atau Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan. Kalau di Surabaya adalah pusat perdagangan, tempat pameran atau industri yang dipadukan dengan hiburan rakyat. Bagaimana keterkaitan ini juga akan kita lihat," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu peserta, Adinda Putri mengatakan bahwa dirinya sangat antusias mengikuti setiap tahap dari sayembara desain yang diadakan Pemkot Surabaya. Ia dan timnya juga sudah memiliki konsep untuk mengintregasikan Hi-Tech Mal dengan bangunan lainnya.
"Sejauh ini konsep kita mengintegrasikan area Hi-Tech Mall yang sudah ada, karena bangunan semegah itu tidak mungkin dihancurkan. Jadi bagaimana kita berusaha membuat satu bangunan dengan lain terkoneksi dengan lingkungan yang ada," kata mahasiswa ITS itu.
Dirinya berharap, desain yang dibuatnya nanti bisa memberi sumbangsih untuk bangunan eks TRS dan THR di masa depan."Semoga apa yang kita buat nantinya bisa menjadi identitas baru bagi Kota Surabaya," pungkasnya.
Untuk diketahui, sayembara desain eks kawasan TRS dan THR sudah dibuka mulai 18 Juni 2024 dan pengumpulan karya akan dilakukan pada 8 Agustus 2024. Kemudian sekitar awal September akan diumumkan pemenangnya dalam awarding yang diadakan Pemkot Surabaya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Antusiasme Peserta Sayembara Desain Kawasan Eks THR-TRS, 200 Tim Adu Kreativitas
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Deasy Mayasari |