TIMES JATIM, BANYUWANGI – Sebagai kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa. Banyuwangi, Jawa Timur, terus berupaya untuk menunjukkan posisinya sebagai lumbung pangan strategis.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi, produksi telur ayam di Bumi Blambangan telah menembus angka impresif, mencapai 820,76 ton per bulan. Angka ini tidak hanya memenuhi, tetapi juga melampaui kebutuhan konsumsi masyarakat Banyuwangi.
“Produksi telur kita mencapai 820,76 ton per bulan,” ujar Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dispertan Banyuwangi, Ilham Juanda, Jumat, (12/9/2025).
Kebutuhan telur masyarakat Banyuwangi diperkirakan sekitar 778,72 ton per bulan. Dengan populasi penduduk kurang lebih mencapai 1,7 juta jiwa, Banyuwangi mengalami surplus telur sebesar 42,04 ton per bulan.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Budi Daya dan Usaha Peternakan Dispertan, Abdul Rozak, menambahkan, produksi melimpah ini didukung oleh populasi ayam petelur yang sangat besar.
“Jumlah populasi ayam petelur di Banyuwangi saat ini mencapai 1.390.710 ekor,” katanya.
Sentra-sentra produksi ayam petelur ini tersebar di beberapa kecamatan, menjadikannya pusat-pusat ekonomi unggulan.
“Sentra ayam petelur di Banyuwangi tersebar di Kecamatan Blimbingsari, Srono, Wongsorejo, Gambiran, Kalibaru, Songgon, dan Bangorejo,” tambah Abdul Rozak yang akrab disapa Zaky.
Secara harian, produksi telur rata-rata mencapai 27,36 ton atau setara dengan sekitar 456 ribu butir telur. Dalam sebulan, angka ini melonjak hingga 820,76 ton, yang jika dikonversi setara dengan sekitar 13,68 juta butir telur.
“Angka ini menunjukkan potensi besar sektor peternakan di Banyuwangi,” tegasnya.
Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa Banyuwangi tidak hanya mengandalkan sektor pariwisata, tapi juga memiliki fondasi ekonomi yang kuat dari sektor pertanian dan peternakan. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |