https://jatim.times.co.id/
Sosok

Dari Limbah Jadi Cuan, Kreativitas Pemuda Jombang Raup Puluhan Juta Lewat Kostum Karnaval

Minggu, 13 Juli 2025 - 12:45
Dari Limbah Jadi Cuan, Kreativitas Pemuda Jombang Raup Puluhan Juta Lewat Kostum Karnaval Hari Suciono saat membuat kostum karnaval di teras rumahnya di Desa Pangklungan, Wonosalam, Jombang, Minggu (13/7/2025). (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, JOMBANG – Di balik gemerlap karnaval, ada tangan-tangan kreatif yang bekerja tanpa henti. Salah satunya adalah Hari Suciono, pemuda asal Desa Pangklungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang

Dengan memanfaatkan limbah seperti busa bekas, biji-bijian, hingga bulu-buluan, ia sukses menciptakan kostum karnaval yang tidak hanya unik, tetapi juga bernilai jual tinggi.

Hari yang kini berusia 35 tahun memulai usaha ini sejak tahun 2017 silam, berbekal ketekunan dan rasa cinta pada seni. Berada di lereng Gunung Anjasmoro tak membuatnya kekurangan bahan. Justru, ia memanfaatkan apa yang tersedia di alam sekitar untuk menghasilkan karya yang memikat.

“Awalnya hanya coba-coba bikin kostum dari bahan seadanya. Lama-lama malah jadi pesanan dari mana-mana. Waktu itu ada karnaval di Desa dan RT saya kekuarangan modal akhirnya pakai bahan seadanya banyak dari limbah yang tidak terpakai, tapi malah menang,” cerita Hari saat ditemui di rumahnya, Minggu (13/7/2025).

Di teras rumah sederhana itu, Hari dan pamannya sibuk memotong dan mengukir busa ati atau spons yang menjadi bahan dasar. Prosesnya cukup rumit mulai dari busa diukir, disambung dengan lem, dicat, lalu dihias dengan biji-bijian dan bulu-buluan agar tampil lebih mewah.

Kostum yang dibuat pun beragam, mulai dari pakaian adat Dayak, topeng reog, hingga maskot kerajaan. Waktu pengerjaannya bervariasi, dari tiga hari sampai satu bulan tergantung tingkat kerumitan.

karnaval-4.jpgPakaian adat salah satu Kostum karnaval karya Hari Suciono yang terbuat dari bahan limbah tak terpakai. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

“Kalau modelnya biasa, paling tiga sampai lima hari. Tapi kalau yang pakai ornamen banyak, bisa sampai sebulan,” jelas Hari.

Menjelang bulan Agustus, permintaan kostum melonjak tajam. Tak hanya dari Jombang, pelanggan Hari datang dari Mojokerto, Gresik, hingga Sidoarjo. Ia melayani dua skema: sewa dan jual putus. Untuk sewa, harga berkisar Rp200 ribu hingga Rp1 juta, sementara untuk pembelian mulai dari Rp500 ribu hingga Rp3 juta per kostum.

“Untuk harga tergantung bahan dan kerumitan dalam pembuatan kostum,” terangnya.

Uniknya, hampir semua bahan yang digunakan berasal dari limbah yang tak terpakai. Prinsip Hari sederhana yakni tak ada yang benar-benar sampah jika pandai mengolahnya.

Berkat ketekunan itu, kini dapur Hari selalu ‘ngebul’. Ia mengaku mampu meraup omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan, terutama saat musim karnaval tiba. Lewat tangan-tangan kreatif seperti Hari Suciono, limbah bukan lagi barang tak berguna, melainkan sumber penghidupan sekaligus pelestarian budaya di tengah semarak perayaan kemerdekaan.

“Alhamdulillah, ini berkah dari kerja keras dan ketelatenan. Yang penting jangan malas belajar dan berinovasi. Mulai bulan 6 sudah banyak pesanan. Omset jika musim karnaval seperti ini bisa mencapai dua digit,” tutup Hari, sambil tersenyum bangga menunjukkan salah satu kostum karyanya. (*)

Pewarta : Rohmadi
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.