TIMES JATIM, SURABAYA – Tim Kuya Doryuheki dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih juara pertama dalam Geotechnical Engineering Competition (GEC) 2024.
Kompetisi ini merupakan bagian dari acara Civil Expo (Civex) 2024 yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada Minggu (17/11/2024) kemarin.
Ketua tim Kuya Doryuheki, Arief Hermawan, mengungkapkan, bahwa kemenangan mereka adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi selama persiapan.
"Memenangkan lomba ini banyak perjuangan yang kami lakukan, kita harus meninjau banyak literatur dan studi case," terangnya, Senin (18/11/2024).
Diampu dosen pembimbing dari Fakultas Teknik Sipil ITB, serta uji coba prototipe dalam laboratorium merupakan salah satu kunci kemenangan mereka.
"Prototipe kami buat semirip mungkin, dan ketika final semua yang kita pelajari di kampus, kita aplikasikan di sini," tambahnya.
Tim yang beranggotakan, Arif Hermawan, Riza Nurdin Syaputra dan Mutazakky Ahda Sabyla ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kendala teknis hingga tekanan saat uji coba prototipe di tahap final.
"Kami banyak belajar dari literatur dan penelitian yang relevan. Dibimbing oleh Bapak Andika, kami memproyeksikan prototipe hingga ke tahap final. Meski ada kendala teknis, kami tetap fokus pada penerapan ilmu yang kami pelajari di kampus," ujar Arief.
Persiapan tim melibatkan aspek mental, fisik, dan pemahaman mendalam terhadap materi kompetisi. Selain itu, mereka juga berlatih mempresentasikan inovasi kepada dewan juri untuk menyampaikan ide-ide dengan jelas dan meyakinkan.
Pada tahap final, tim menghadapi hasil prototipe yang berbeda dari uji coba sebelumnya. Namun, dengan kemampuan beradaptasi dan kerja sama tim, mereka berhasil mengatasi masalah tersebut.
"Awalnya sempat terasa berat, tapi kami tetap optimis. Hasil ini adalah berkat Allah dan usaha seluruh anggota tim," tambah Arief.
GEC adalah kompetisi tahunan yang menantang peserta untuk merancang mechanically stabilized earth wall (MSE Wall) menggunakan geosintetik. Solusi ini bertujuan mencegah tanah longsor di daerah lereng rawan.
Menurut Wahyu P. Kuswanda, Direktur PT Teknindo Geosistem Unggul yang selama 10 tahun menjadi pendukung acara, kompetisi ini melatih mahasiswa untuk menganalisis struktur tanah secara cermat dan memberikan solusi infrastruktur berkelanjutan.
Ia berharap dengan adanya kompetisi ini, mahasiswa bisa mengimplementasikannya dan bisa berkiprah di masyarakat dengan keilmuan mereka.
Keberhasilan tim Kuya Doryuheki tidak hanya menjadi kebanggaan ITB, tetapi juga inspirasi bagi mahasiswa Indonesia untuk terus berinovasi.
Mereka berharap kemenangan ini dapat berkontribusi pada pengembangan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Civil Expo sendiri adalah platform penting bagi mahasiswa teknik sipil untuk menampilkan kreativitas dan solusi dalam pembangunan berkelanjutan. Kemenangan ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi dan kerja keras mampu menciptakan dampak positif bagi dunia konstruksi.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tim Kuya Doryuheki ITB Menangkan Geotechnical Engineering Competition 2024
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |