TIMES JATIM, MALANG – Telah ada banyak kebijakan strategis yang dilahirkan oleh Prof Widodo, sejak menjabat sebagai Rektor Universitas Brawijaya (UB) pada 22 Juni 2022.

Pria yang mengambil pendidikan sarjana di UB pada 1998 ini telah berhasil membawa Kampus Biru ke arah transformasi yang signifikan, baik dalam tata kelola birokrasi maupun komitmen kemanusiaan.

Dengan latar belakang sebagai ilmuwan terkemuka dan dosen berprestasi, Prof. Widodo dikenal sebagai figur yang visioner dan inovatif dalam memimpin salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia ini. Salah satu langkah strategis yang dilakukan oleh pria yang mengambil pendidikan magister di Institut Teknologi Bandung pada 2001 itu yakni adalah mencanangkan Zona Integritas baik di tingkat Universitas, seluruh fakultas, dan unit yang ada di UB, sebagai bagian dari upaya menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).

Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan tata kelola yang transparan dan akuntabel, sehingga seluruh aspek pelayanan di kampus, mulai dari administrasi hingga akademik, dapat berjalan dengan efisien tanpa adanya praktik korupsi. 

Menurut Prof. Widodo, penguatan budaya integritas sangat penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan tinggi. Ia mendorong pengembangan sistem manajemen berbasis teknologi yang dapat meminimalkan celah penyalahgunaan wewenang, sekaligus memberikan pelayanan prima kepada mahasiswa dan masyarakat.

Selain pencanangan zona integritas, sebagai bentuk keseriusannya, UB juga telah mendeklarasikan Penguatan Integritas Ekosistem Perguruan Tinggi Negeri (PIEPTN) dan Pengendalian Gratifikasi.

PIEPTN merupakan program yang digagas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk diterapkan di seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi keagamaan negeri (PTKN) di Indonesia. Program ini bertujuan untuk memperkuat integritas dan mencegah gratifikasi di sektor pendidikan tinggi.

Rektor UB, Prof. Widodo, menegaskan pentingnya perubahan mindset dan budaya dalam memberantas korupsi. "Masalah korupsi sebenarnya masalah mindset, cara berpikir, dan budaya. Di perguruan tinggi, kita berkomitmen membantu KPK menciptakan kultur yang bersih dalam pelayanan pendidikan. Harapannya, tidak ada lagi kegiatan yang dianggap bagian dari tindak kejahatan," ujarnya.

Dalam upaya mewujudkan ekosistem pendidikan yang bersih, UB terus mengembangkan konsep pelayanan yang baik dan transparan, dengan didukung oleh unit reformasi birokrasi yang mengawasi peningkatan mindset dan membentuk kultur melayani kepada para pemangku kepentingan.

"Perubahan kultur dan mindset ini harus dimulai dari pendidikan tinggi, sebagai salah satu pilar penting dalam membentuk cara berpikir masyarakat," kata Rektor.

Prof Widodo menegaskan upaya dalam pemberantasan korupsi tidak cukup hanya dengan penindakan, tetapi juga perlu mengubah mindset masyarakat secara menyeluruh. Untuk itu, sebagai perguruan tinggi, UB berkomitmen untuk memulai perubahan kultur itu, salah satunya dengan menerapkan PIEPTN ini.

Selain keberhasilannya dalam aspek manajerial, Prof. Widodo juga menunjukkan perhatian besar pada isu kemanusiaan global, khususnya perjuangan rakyat Palestina. Dalam berbagai acara resmi kampus, dia kerap kali mengenakan syal berlogo bendera Palestina sebagai bentuk solidaritas. Di bawah kepemimpinannya, UB juga aktif mengadakan penggalangan dana untuk Palestina. Tak hanya itu, UB juga pernah memberikan beasiswa kepada pelajar asal Palestina yang ingin menuntut ilmu di UB.

Tak hanya itu, dia juga punya komitmen yang tinggi untuk menjadikan UB sebagai kampus yang inklusif dan ramah disabilitas. Hal itu diwujudkan dalam bebagai hal, seperti penyediaan infratustuk yang ramah disabilitas, hingga kebijakan  yang berpihak pada kelompok rentan.

“Kami memastikan bahwa kelompok rentan dan penyandang disabilitas dapat mengikuti pendidikan dengan baik juga lancar sehingga bisa menjadi mandiri," kata dia.

Prof. Widodo juga mendukung berbagai kegiatan kemanusiaan lain di tingkat lokal dan internasional, menunjukkan bahwa UB bukan hanya tempat pendidikan akademik, tetapi juga institusi yang berkontribusi terhadap permasalahan sosial dan kemanusiaan.

Prof. Widodo dikenal sebagai akademisi berprestasi dengan segudang penelitian dan hasil pengabdian masyarakat. Segmen penelitian lebih banyak berfokus pada biologi kanker.

Saat menjadi Rektor, Prof Widodo menawarkan enam program utama dalam penguatan sistem kelembagaan universitas. Pertama, penguatan relevansi pendidikan. Kedua, peningkatan global capacity mahasiswa. Ketiga, peningkatan SDM dengan international recognition. Keempat, penguatan kapasitas infrastruktur untuk hilirisasi inovasi. Kelima, penguatan kapasitas Badan Usaha Universitas. Keenam, optimasi proses bisnis dan integrasi sistem informasi.

Prof Widodo juga mempunyai visi Penguatan fundamen penelitian melalui pembentukan Center of Excellence dan Teaching Factory melalui peningkatan kualitas pendidikan, pengetahuan dan inovasi yang bertaraf internasional.

Keberhasilan Prof. Widodo dalam memimpin UB tidak hanya terlihat dari kebijakan strategisnya, tetapi juga dari kemampuannya menginspirasi komunitas kampus. Dengan memadukan integritas, inovasi, dan kepedulian sosial, ia membawa Universitas Brawijaya menuju era baru sebagai institusi pendidikan yang unggul dan berkarakter. 

Prof. Widodo adalah contoh nyata bagaimana pemimpin akademik dapat memengaruhi perubahan positif, baik di tingkat lokal maupun global. Dengan dedikasinya pada kemanusiaan dan tata kelola yang baik, ia telah menjadikan UB sebagai simbol kemajuan dan harapan di dunia pendidikan tinggi Indonesia. (*)