TIMES JATIM, MALANG – Beberapa menteri dan wakil menteri dikabarkan telah resmi mendaftar sebagai mahasiswa pascasarjana di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (UB). Informasi tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Administrasi UB, Prof. Drs. Andy Fefta Wijaya, MDA., Ph.D.
Prof. Andy menyebut, saat ini dia masuk dalam sebuah grup pejabat tinggi negara sebagai dewan pakar. Dari situlah, dia getol mengajak para menteri dan pejabat tinggi untuk melanjutkan studi di FIA UB. Baginya, kepercayaan para pejabat negara untuk memilih pendidikan lanjutan di UB merupakan salah satu bentuk pengakuan terhadap reputasi dan kredibilitas kampus ini, utamanya Fakultas Ilmu Administrasi.
"Kita terus berupaya memperluas jejaring kami. Ada dua menteri yang sudah kuliah di sini. Pimpinan partai yang cukup berpengaruh, dan akan ada satu menteri lagi serta satu wakil menteri. Insya Allah, ini akan jadi kelas menteri," ujar Prof. Andy dengan penuh keyakinan.
Meskipun demikian, Prof. Andy masih enggan untuk mengungkapkan identitas para menteri dan wakil menteri tersebut. Ia menegaskan bahwa keputusan mereka untuk memilih UB tidak lepas dari faktor kepercayaan dan kolaborasi yang terjalin dalam jejaring yang ada.
"Mereka sebenarnya memiliki banyak pilihan, seperti UGM, UI, dan perguruan tinggi lainnya. Tapi mereka memilih masuk ke sini karena ada trust dan kolaborasi yang kuat. Kami berada dalam jaringan yang sama, dan mereka merasa nyaman untuk memilih kami," lanjutnya.
Lebih lanjut, Prof. Andy menyatakan bahwa ke depan, Fakultas Ilmu Administrasi UB akan terus menarik lebih banyak pejabat tinggi untuk bergabung. Menurutnya, jika pucuk pimpinan saja sudah bergabung, maka kemungkinan besar, pejabat di bawahnya juga akan mengikuti.
Upaya internasionalisasi Fakultas Ilmu Administrasi UB juga menjadi fokus utama dalam periode kepemimpinan Prof. Andy. Ia menambahkan bahwa fakultas ini terus menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi terkemuka di dunia. Terbaru, UB menjalin kerjasama dengan Boston University yang masuk dalam peringkat 100 besar dunia dan Imperial College London yang berada di peringkat 9 dunia.
"Kami terus mengejar reputasi internasional. Terakhir, kami menjalin kerjasama dengan Boston University dan Imperial College London, yang memiliki kualitas dan reputasi global. Kami juga mengadakan program joint supervisor dengan beberapa perguruan tinggi top dunia," kata Prof. Andy. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |