TIMES JATIM, PACITAN – Pembagian rapor semester ganjil di SMPN 4 Sudimoro Satu Atap, Desa Sembowo, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, Kamis (18/12/2025), berlangsung jauh dari kesan kaku.

Sekolah ini memilih menutup semester dengan pendekatan berbeda lewat jalan sehat massal yang melibatkan siswa, wali murid, guru, hingga anak-anak SD di sekitar sekolah.

Kegiatan tersebut dipusatkan di halaman sekolah sejak pagi hari. Selain jalan sehat, panitia menyiapkan puluhan doorprize dan hadiah utama berupa dua ekor kambing. Acara juga dirangkai dengan pentas seni siswa sebagai ruang ekspresi sekaligus hiburan bagi orang tua.

Sejak pukul 07.00 WIB, peserta mulai berdatangan. Suasana sekolah yang biasanya tenang berubah ramai.

Jalan sehat diawali dengan senam bersama yang dipandu langsung oleh pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Para siswa OSIS tampil percaya diri memimpin gerakan, diikuti guru, wali murid, dan masyarakat sekitar.

Kepala Satuan Pendidikan SMPN 4 Sudimoro Satu Atap, Joko Prianto, S.Pd., menegaskan kegiatan tersebut merupakan inisiatif internal sekolah. Seluruh pembiayaan acara berasal dari donasi sukarela para guru dan staf tata usaha.

“Tujuannya satu, yakni mempererat komunikasi dan meningkatkan kedekatan antara warga sekolah, orang tua, dan lingkungan sekitar. Kedekatan inilah modal utama untuk kemajuan sekolah kita ke depan,” ujar Joko Prianto.

Menurut Joko, pembagian rapor kerap dipersepsikan sebagai momen menegangkan bagi siswa maupun orang tua. Karena itu, sekolah mencoba menghadirkan suasana yang lebih cair agar komunikasi antara guru dan wali murid terbangun secara alami.

Usai senam, peserta dilepas mengikuti rute jalan sehat yang melintasi kawasan perbukitan Desa Sembowo. Medan naik-turun menjadi tantangan tersendiri. Namun, hal itu tidak mengurangi antusiasme peserta yang datang bersama keluarga.

Ketua Komite Sekolah, Jaman, S.Pd., menilai kegiatan tersebut sebagai terobosan baru sejak sekolah berdiri. Ia menyebut jalan sehat dan pentas seni sebagai bentuk nyata kolaborasi sekolah dan masyarakat.

“Sejak sekolah ini berdiri, ini adalah inovasi baru yang sangat positif untuk menyatukan kita semua,” kata Jaman.

Ia berharap kegiatan serupa dapat digelar secara berkala. Menurutnya, keterlibatan orang tua dalam aktivitas sekolah akan berdampak positif pada perkembangan siswa, baik secara akademik maupun karakter.

Antusiasme juga datang dari wali murid. Miskun, salah satu orang tua siswa, mengaku baru pertama kali mengikuti pembagian rapor dengan konsep seperti ini.

“Sangat menggembirakan. Suasana raportan jadi terasa seperti pesta rakyat,” ujarnya.

Setelah seluruh peserta kembali ke sekolah, acara dilanjutkan dengan pengundian hadiah. Sambil menunggu nomor undian dipanggil, siswa-siswi SMPN 4 Sudimoro Satu Atap tampil di atas panggung.

Beberapa siswa membacakan puisi dengan penuh penghayatan, disusul penampilan karaoke yang mengundang partisipasi penonton.

Suasana sempat berubah haru saat puisi dibacakan. Namun, tawa kembali pecah ketika sesi hiburan berlangsung. Interaksi antara siswa, guru, dan orang tua terlihat tanpa sekat.

Puncak acara terjadi saat pengundian hadiah utama. Dua ekor kambing yang disiapkan panitia menjadi perhatian utama peserta. Setelah melalui proses undian, hadiah pertama diraih oleh seorang siswa dari SDN 1 Sembowo. Sementara hadiah kambing kedua dimenangkan oleh wali murid dari siswi bernama Diyani Fitri.

Sorak sorai mengiringi pengumuman pemenang. Panitia menegaskan, hadiah tersebut merupakan bentuk apresiasi sekaligus upaya menghadirkan kegembiraan dalam lingkungan pendidikan.

Menjelang siang, agenda inti pembagian rapor pun dilaksanakan. Wali kelas membagikan rapor hasil belajar siswa di ruang masing-masing. Berbeda dari biasanya, suasana pembagian rapor berlangsung santai dan dialogis.

Banyak wali murid memanfaatkan momen tersebut untuk berdiskusi langsung dengan guru mengenai perkembangan anak. Tidak hanya soal nilai akademik, tetapi juga sikap dan keaktifan siswa selama satu semester.

Kegiatan tersebut menjadi penegasan bahwa SMPN 4 Sudimoro Satu Atap berupaya menghadirkan pendidikan yang dekat dengan masyarakat. Sekolah tidak hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga ruang kebersamaan.

Hari itu, para wali murid meninggalkan sekolah dengan membawa rapor anak-anak mereka, disertai senyum dan cerita. Raportan pun tidak lagi menjadi momok, melainkan momen kebersamaan yang dinanti. (*)