https://jatim.times.co.id/
Pendidikan

Lima Siswa SMA Islam Sabilillah Malang Wakili Indonesia dalam IEES dan IYLF ke Eropa

Jumat, 12 Desember 2025 - 14:40
Lima Siswa SMA Islam Sabilillah Malang Wakili Indonesia ke Eropa Para siswa SMA Islam Sabilillah Malang dan guru pendamping saat mengikuti IEES 2025 ke 5 negara di Eropa dalam program World Next Leader (WNL) 2025. (FOTO: SMA Islam Sabilillah for TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Sebanyak 5 (lima) siswa SMA Islam Sabilillah Malang berhasil menorehkan prestasi internasional. Mereka sukses menjadi delegasi pada International Entrepreneurship Education Summit (IEES) 2025.

5 siswa hebat itu terpilih untuk mengikuti program pendidikan global di lima negara Eropa. Yakni Belanda, Belgia, Jerman, Prancis, dan Swiss, selama sembilan hari. Kegiatan kunjungan lima negara Eropa tersebut adalah bagian dari program World Next Leader 2025 (WNL 2025) yang difasilitasi oleh Eja Tour and Travel.

IEES-2025-a.jpg

Kelima siswa tersebut adalah Abrizam Galfiar (XII 1C), Lalu Muhammad Faizul Anwar (XII 1A), Naurin Haqqi Fahira (XII 2C), Nazhwa Fitri Oktaviana Jajuli (XII 2C), dan Nadia Princessa (XII 2C). Mereka didampingi oleh Dr. Idi Rathomy Biasa, S.Pd., M.Pd, Kepala Pusat Standardisasi, Evaluasi, dan Pengembangan Pendidikan LPI Sabilillah Malang sekaligus Kepala SMA Islam Sabilillah Malang periode 2022–2025.

IEES sendiri merupakan konferensi interaktif internasional yang digagas oleh NXTGN Jerman. Konferensi yang digelar pada 28 November 2025 di Stuttgart Media University, Jerman itu mempertemukan para profesional inovasi dan kewirausahaan dari berbagai universitas, perusahaan, dan startup di seluruh dunia untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka.

Format acaranya meliputi konferensi dari berbagai format sesi, termasuk praktik terbaik, hands-on workshop, dan science pitch. IEES menghadirkan pembicara dari berbagai bidang, seperti profesor, inovator, pendiri startup, desainer, dan pelatih, yang akan memberikan wawasan berharga tentang pekerjaan mereka.

IEES-2025-b.jpg

​IEES pada tahun 2025 diprakarsai oleh Prof. Dr. Nils Högsdal dari Stuttgart Media University. Acara ini dijalankan oleh mahasiswa dan diawasi oleh Prof. Dr. Nils Högsdal, serta Mara Brune dan Magdalena Weinle dari Generator, pusat startup di Stuttgart Media University.

Forum ini mempertemukan akademisi, profesional, pelajar, mahasiswa, hingga pengusaha muda dari berbagai negara untuk bertukar pandangan mengenai kewirausahaan, inovasi, dan masa depan pendidikan. Program ini juga didukung oleh sejumlah universitas dan korporasi global, sehingga menjadi ajang penting pengembangan kepemimpinan dan jejaring internasional.

Para siswa SMA Islam Sabilillah Malang bergabung dalam berbagai sesi diskusi, proyek kolaboratif lintas negara, hingga eksplorasi budaya di lima negara tujuan. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga mempraktikkan keterampilan global seperti komunikasi, riset, inovasi, hingga kerja tim.

Menurut Dr. Idi Rathomy Biasa, pemilihan lima siswa tersebut bukanlah kebetulan. Mereka terjaring melalui program English Immersion. Yaitu prorgam kunjungan ke luar negeri untuk praktik berbahasa inggris, mengenal budaya pendidikan luar negeri, yang selama ini menjadi unggulan SMA Islam Sabilillah Malang.

“IEES dan program WNL ini sebenarnya adalah beasiswa ke lima negara Eropa kepada siswa yang aktif dan kompeten dalam program English Immersion. Ketika kelas 11, mereka diajak studi banding ke Singapura dan Malaysia untuk memperluas wawasan global,” ujar Idi.

Dari program tersebut, siswa dengan nilai terbaik diberikan kesempatan mengikuti program WNL  dan mengikuti kegiatan IEES di Eropa. Beasiswa yang diterima beragam, mulai dari fullfunded (100%), partial (50 %), hingga (25%) dari total biaya program.

Idi menambahkan bahwa keberhasilan siswa tidak lepas dari profil lulusan Sekolah Sabilillah yaitu menghasilkan generasi terdepan dalam pembaharuan peradaban dunia. Yang memiliki profil pemimpin dalam berbagai dimensi. Meliputi  dimensi (1) agamis, (2) qurani, (3) negarawan, (4) saintis, (5) multilingual, dan (6) berprestasi yang dilandasi oleh karakter Siswa Sabilillah Penuh Cinta (We Love).

Pembiasaan bahasa asing terutama menekankan pada keamampuan berbahasa inggris yang didukung dengan penambahan jam pembelajaran bahasa Inggris per minggu, klub bahasa asing, dan penggunakan bahasa asing dalam setiap pembelajaran di kelas.

“Kami ingin siswa tidak hanya mahir berbahasa internasional, tetapi juga memiliki critical thinking, collaboration dan communication sebagai bekal menjadi pemimpin peradaban dunia,” tegasnya.

Cerita Para Delegasi: Belajar Budaya, Teknologi, hingga Wirausaha

Setiap siswa membawa pengalaman yang berbeda namun sama berharga selama mengikuti program internasional tersebut.

Abrizam Galfiar bercerita bahwa dirinya banyak belajar mengenai budaya, etika sosial, dan penghargaan terhadap privasi yang dijunjung tinggi di negara-negara Eropa.

“Selain mengunjungi destinasi landmark, kami belajar bagaimana mereka menjaga privasi, cara bertutur, sikap menghormati waktu, hingga etika kerja. Mereka sangat menghargai disiplin,” ungkapnya.  Menurut dia hal itu tidak banyak ditemui di Indonesia.

Sementara itu, Lalu Muhammad Faizul Anwar lebih banyak mengikuti kelas yang berbasis praktik. Seperti  membuat proyek analisis game bersama peserta dari berbagai negara.

“Kita membuat project dari game dan menganalisis problem-nya. Sangat seru, dan saya tidak kesulitan dalam berkomuniaksi dan berpendapat. Karena kami sudah terbiasa dengan project-based learning di Sabilillah,” jelasnya.

Dia menyebut, di Sabilillah, mereka telah ditempa dengan berbagai hal yang membuatnya punya daya kritis dan kerja tim. Sehingga mereka tidak minder berhadapan dengan masyarakat internasional.

Delegasi lain, Naurin Haqqi Fahira memilih fokus pada isu lingkungan. Selama mengikuti program itu, dia mengaku terkesan dengan teknologi pengelolaan sampah di Belgia yang sederhana namun efektif.

“Setiap rumah sudah memisahkan sampah dalam kantong berbeda. Di tempat sampahnya ada tanda penuh atau tidak. Teknologi sederhana tapi sangat membantu,” ujarnya.

Dia pun terinspirasi dan ingin mengadopsi sistem tersebut untuk diterapkan di Indonesia. Selain itu, ia juga belajar public speaking lintas budaya dan memahami perbedaan komunikasi antara Indonesia dan Eropa.

Sementara itu, Nazhwa Fitri Oktaviana Jajuli mengikuti berbagai kegiatan IEES yang banyak membahas AI, pendidikan, hingga kolaborasi global.

“Saya belajar banyak hal baru, termasuk sistem pendidikan di Jerman. Ternyata tidak semua mahal, ada yang gratis tapi ada juga yang 300 euro per semester,” tuturnya.

Yang paling berkesan, ia berhasil membangun relasi dengan banyak peserta internasional. “Stigma bahwa orang Eropa dingin itu terpatahkan. Mereka ramah dan mudah diajak diskusi," kata dia.

Nadia Princessa fokus pada bidang entrepreneurship. Ia terinspirasi oleh budaya startup di Swiss. “Di Swiss, sejak kecil mereka sudah diajarkan bahwa berwirausaha itu keren. Mereka punya motivasi tinggi untuk membangun startup,” ujarnya.

Nadia juga terkesan bahwa pelaku usaha di sana selalu mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dalam bisnis yang mereka jalankan.

Harapan Sekolah

Wakil Kepala SMA Islam Sabilillah Malang Bidang Kerjasama, Humas, dan PPDB, M. Abdu Atho'illah, S.Pd menuturkan bahwa partisipasi lima siswa Sabilillah dalam IEES dan IYLF menandai capaian baru bagi sekolah. Selama beberapa tahun terakhir, SMA Islam Sabilillah telah mengirim delegasi untuk program student exchange di Eropa. Bahkan sejumlah alumni kini berhasil melanjutkan pendidikan di universitas top di benua tersebut. 

"Tahun ini menjadi lebih spesial karena 5 siswa mengikuti forum summit internasional di 5 negara.  Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya," ujarnya.

SMA Islam Sabilillah menargetkan lebih banyak siswa yang bisa berangkat ke luar negeri tahun depan, sebagai bagian dari upaya memperkuat kompetensi global pelajar Malang. (D)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.