TIMES JATIM, BONDOWOSO – Ratusan perempuan dari berbagai komunitas memadati Alun-alun RBA Ki Ronggo, Kabupaten Bondowoso, Kamis (12/12/2025). Mereka tidak hanya mengikuti senam bersama, tetapi juga secara simbolis mendeklarasikan komitmen bersama untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan. Aksi ini dipertegas melalui penandatanganan deklarasi yang dilakukan serentak.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Ibu yang jatuh pekan depan. Momen ini sekaligus menjadi pengingat bahwa kekerasan terhadap perempuan masih terjadi di Bondowoso.
Sepanjang 2025 tercatat 28 kasus, sedikit menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 31 kasus.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Dinsos PP3AKB Bondowoso, Hafidatullaily menjelaskan, hingga Kamis (12/12/2025), kekerasan pada perempuan didominasi kasus kekerasan dalam rumah tangga serta penelantaran. Faktor pemicu terbanyak adalah konflik ekonomi di keluarga menengah ke bawah.
“Rata-rata kasus KDRT disebabkan tekanan ekonomi. Kondisi ini membuat perempuan berada pada situasi rentan,” terangnya.
Untuk menekan angka kekerasan, pihaknya memperkuat kolaborasi dengan berbagai organisasi perempuan seperti Fatayat, Muslimat, dan Aisyiyah.
Melalui jaringan tersebut, upaya pendampingan dilakukan lebih cepat dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat.
“Kalau mereka belum bisa memberi pendampingan langsung, kasus bisa diarahkan ke kami. Yang penting, tidak ada yang dibiarkan tanpa perhatian,” imbuhnya.
Lely, sapaan akrabnya menegaskan, deklarasi ini menjadi penanda komitmen bersama untuk menciptakan ruang aman bagi perempuan di Bondowoso.
“Perempuan harus aman. Perempuan berhak bahagia. Ini semangat yang ingin kami bangun di Bumi Ki Ronggo,” ujarnya. (*)
| Pewarta | : Moh Bahri |
| Editor | : Imadudin Muhammad |