TIMES JATIM – Komisi VI DPR RI melakukan kunjungan spesifik ke Smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Kunjungan yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo untuk memastikan pelaksanaan produksi berjalan dan mengatasi permasalahan utamanya kebakaran Smelter Gresik.
Eko Hendro Purnomo, yang juga dikenal sebagai Eko Patrio, menyoroti pentingnya hilirisasi untuk mendukung perekonomian nasional.
Menurutnya, keberadaan Smelter menjadi kebanggaan Indonesia karena merupakan fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga pemurnian mineral berskala Internasional.
"Kita ingin bicara Internasional, jangan sampai ada kebakaran lagi. Smelter Gresik ini disebut single line terbesar di dunia. Ini kebanggaan kita," ujarnya, Kamis (20/5/2025) kemarin.
Ia juga mengingatkan bahwa musibah kebakaran yang terjadi pada Senin (14/10/2024) di fasilitas tersebut harus menjadi perhatian serius oleh semua pihak, utamanya manajemen PT Freeport Indonesia.
"Setelah kebakaran, kita harus mengkondisikan supply dan demand agar tetap maksimal. Jangan sampai kejadian ini mengganggu operasional smelter," tegas Eko.
Eko juga menyoroti soal wacana relaksasi ekspor yang dinilai akan menguntungkan pemerintah. Sebenarnya hal itu bisa dilakukan asal kebutuhan hilirisasi dalam negeri kebutuhannya tercukupi.
"Pendapatan negara bisa hilang hingga 5 miliar dolar AS jika tidak ekspor. Gapapa kalau ekspor asal.kebutuhan dalam negeri tercukupi. Kita oke oke saja, toh nanti akan kembali ke pemerintah (uang 5 miliar dollar)," ucapnya.
Eko menyampaikan bahwa Komisi VI DPR RI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan pihak terkait, termasuk Menteri BUMN Erick Thohir, untuk memastikan hal ini.
"Kami akan menyikapi dan mengelaborasi masalah ini lebih lanjut bersama pemerintah. Tujuannya jelas, agar ekspor dan hilirisasi saling mendukung, memberikan manfaat maksimal untuk negara," ungkapnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan sinyal akan memberi relaksasi ekspor konsentrat tembaga untuk PT Freeport Indonesia.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap pemerintah memberikan ruang relaksasi ekspor konsentrat tembaga untuk Freeport usai habis izin ekspor konsentrat tembaga pada 31 Desember 2024.
Hal ini sebagai jalan tengah dari insiden kebakaran yang terjadi pada fasilitas pemurnian katoda tembaga milik perusahaan di Gresik, Jawa Timur, pada Oktober 2024. (*)
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |