TIMES JATIM, MOJOKERTO – Lasmari (53) bimbang meneruskan menjadi tukang kayu atau mencoba hal baru. Tahun 2008 yang cukup berat dilalui. Sampai pada saat ia mencoba membeli 1 kwintal serbuk kayu. Benda remeh yang dikiranya limbah ternyata membawa berkah. Ide bisnis pembibitan jamur tiram pun muncul ketika itu.
Malang menjadi tempat Lasmari menimba ilmu tentang jamur tiram. Pembibitan, penyemaian, hingga panen tuntas dipelajarinya kala itu. Bekal ilmu dirasa cukup, Lasmari (53) pun nekat membuka bisnis pembibitan jamur tiram.
Awalnya hanya tanah pekarangan yang digunakan sebagai tempat budidaya jamur tiram. Kini ia memiliki 8 orang karyawan, 1 rumah produksi pembuatan bibit, dan 3 kumbung budidaya jamur tiram. Lahan produksi bibit jamur tiram yang mampu menyekolahkan anaknya di salah satu universitas ternama di Malang, bahkan mampu membawanya menunaikan ibadah umrah.
Produksi Bibit Jamur Tiram
Tiga karyawan Lasmari (53) tampak sibuk memindahkan baglog dari ruang pembibitan ke atas mobil pick-up. 2.000 buah baglog setiap hari harus dikirim kepada mitranya. Kendati hanya dalam 1 kecamatan, pekerjaan ini tidak pernah berhenti setiap harinya.
“Satu pikap berisi 1.000 baglog, ini akan dikirim di Pacet saja,” kata Lasmari kepada TIMES Indonesia di kediamannya, Dusun Soso, Desa Cempokolimo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Rabu (9/10/2024).
Karyawan Lasmari (53) tengah sibuk membungkus bibit jamur tiram ke dalam baglog di rumah produksi pembibitan jamur tiram, Desa Cempokolimo, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Rabu (9/10/2024) (Foto: Theo/TIMES Indonesia)
Sementara 4 karyawan lainnya tampak sibuk membungkus bibit jamur ke dalam baglog. Karyawannya bekerja mulai pukul 06.30 – 15.30 WIB. 5 ribu baglog setiap hari mampu mereka produksi. Bahkan sampai menolak banyak sekali permintaan.
“Delapan karyawan ini kami bagi menjadi 3 bagian, bagian pengadukan, packing, dan pembibitan. Mereka istirahat jam 11.30 – 12.30 WIB, jadi tiap harinya kami bisa sampai 5 ribu baglog,” kata Lasmari.
Lasmari memberikan harga Rp 2.500 satu baglog jamur tiram. Kalau botol bibit jamur tiram ia hargai Rp 7.000. 1 botol itu mampu mengisi 36 – 40 buah baglog jamur tiram.
Pemasaran Bibit Jamur Tiram
Lasmari bercerita, pemasaran bibit jamur tiram hanya sebatas Kecamatan Pacet. Desa Kramatjetak menjadi best seller bibit jamur miliknya. Satu bulan saja, Desa ini memesan 10.000 baglog jamur tiram.
“Kami juga memberikan garansi, kalau jamur tiramnya tidak tumbuh akan kami ganti di pengiriman berikutnya. Kami berikan potongan khusus, karena kan saya menjual baglog yang spora jamur tiramnya belum kelihatan,” terangnya.
Lasmari menerangkan, proses budidaya jamur tiram cukup sederhana. Cukup menyediakan kumbung yang lembab. Menjaga kelembaban selama 1 bulan pertama. Ditambah memberikan nutrisi selama 3 hari sekali.
Satu baglog miliknya mampu memproduki 3,5 ons atau 100 gram jamur tiram. Ia dapat tumbuh 4 kali dalam satu kali masa panen. Masa panen jamur tiram sendiri adalah 4 bulan. Habis satu kali masa panen, baglog harus diganti baru.
“Kalau punya 1 kumbung berukuran 5 x 10 meter itu bisa diisi 1 ribu baglog. Artinya bisa menghasilkan 100 kg jamur tiram setiap bulannya. Kalau harga jamur tiram di pasaran sendiri bervariasi,” katanya.
Prospek Bisnis Pembibitan Jamur Tiram
Prospek bisnis pembibitan jamur tiram cukup menjanjikan. Setiap harinya ia harus mengirim 2.000 baglog untuk mitranya. Pendapatan kotor saja ita meraup hasil Rp 5 juta setiap harinya.
Jamur tiram dijual di pasaran di kisaran harga Rp 17 – 18 ribu per kilogram. Sementara di kalangan petani di kisaran harga Rp 13 ribu atau bisa lebih perkilogramnya.
“Kalau 1 kumbung isinya 1 ribu baglog menghasilkan 100 kg jamur tiram per bulannya, tinggal dihitung saja pendapatannya berapa,” katanya.
Kalau dikalkulasikan 100 kg jamur tiram dapat dihargai Rp 1,8 juta. Kalau dikalikan empat kali masa panen bisa meraup pendapatan kotor Rp 7,2 juta. Ini berlaku untuk 1 kumbung jamur tiram dengan ukuran lahan 5 x 10 meter. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Melirik Prospek Bisnis Rumah Produksi Pembibitan Jamur Tiram di Pacet Mojokerto
Pewarta | : Thaoqid Nur Hidayat |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |