https://jatim.times.co.id/
Berita

East Food dan East Pack, Pacu Ekonomi Jatim Lewat Inovasi Industri Pengolahan Makanan 

Jumat, 21 Juni 2024 - 15:54
East Food dan East Pack, Pacu Ekonomi Jatim Lewat Inovasi Industri Pengolahan Makanan  Press conference East Food Indonesia dan East Pack Surabaya 2024, Jumat (21/6/2024).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, SURABAYA – Krista Exhibition menggelar pameran East Food Indonesia dan East Pack Surabaya 2024 di Grand City Convex mulai 27-30 Juni mendatang.

East Food Indonesia dan East Pack Surabaya merupakan kombinasi pameran terlengkap bagi para pelaku industri restoran dan cafe (Horeca). East Food Indonesia fokus pada pameran aneka makanan dan minuman. Sementara East Pack fokus pada teknologi pengemasan makanan dan minuman. East Food Indonesia sendiri telah memasuki tahun ke-14 penyelenggaraan dan mendapatkan sambutan positif dari para pelaku usaha.

CEO PT Krista Media, Daud D Salim mengungkapkan, ada 230 perusahaan dan 32 UMKM asal Jawa Timur (Jatim) yang terlibat. Selain pameran produk makanan dan minuman, juga ada teknologi pengolahan makanan minuman bagi Horeca.

Tahun ini juga ada kompetisi roasting bagi para barista, kelas pastry dan bakery bersama chef profesional serta trainer dari Italia yang memberikan pelatihan membuat gelato. Tak ketinggalan teknologi pendingin makanan dan minuman juga seminar wajib sertifikasi halal.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Koperasi dan UKM Jatim Andrio Himawan Wahyu Aji mengapresiasi penyelenggaraan East Food Indonesia dan East Pack Surabaya 2024.

"Krista sangat detail dalam menjaring pasar, targetnya sudah jelas dan siap membawa inovasi yang dipamerkan dalam kegiatan," ungkapnya.

Event ini disebut Andrio, sangat dinantikan oleh banyak pelaku usaha. Dinas Koperasi dan UKM Jatim juga mendapat tempat.

"Ini sangat tepat untuk mendorong pertumbuhan UMKM di Jatim yang jumlahnya 97,8 juta terutama dari sektor makanan dan minuman," ungkap pria yang lekat disapa Rio tersebut.

Ia berharap pameran East Food Indonesia dapat mengenalkan produk makanan minuman khas Jatim ke kancah internasional.

"Pameran ini berpeluang meningkatkan eksposur bagi pertumbuhan bisnis pelaku usaha kecil di Jatim," tandasnya.

Ketum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) Roy Nicholas Mandey, pada kesempatan yang sama mengapresiasi pameran karena telah konsisten mewadahi para pelaku usaha. Terutama bagi UMKM yang terlibat.

"Pameran ini selalu menghadirkan inovasi dan mampu membangun networking," kata Roy.

Pameran juga dinilai turut memberikan dampak bagi perekonomian daerah terutama di Surabaya. 

"Industri tetap berjalan walaupun tantangan belum selesai di tengah kondisi geopolitik global, climate change hingga inflasi. Tapi kami pelaku usaha sebagai pejuang ekonomi memasuki hari baru penuh semangat," katanya.

Tak dapat dipungkiri jika industri retail terdisrupsi oleh tantangan-tantangan tersebut di atas. Namun, lanjut Roy, angka Produk Domestik Bruto (PDB) yang sebesar 52 persen berasal dari konsumsi rumah tangga. Angka itu masih di atas rata-rata secara global. Indonesia juga dinilai masih memiliki kemampuan mumpuni di seluruh sektor industri.

"Kolaborasi dan sinergi menjadi kunci. Oleh karena itu Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) akan terus mendukung Krista untuk menggelar exhibition yang menghadirkan produk inovatif dan berdampak pada ekonomi lokal," ucapnya.

Senada, Pengurus GAPMI Bidang Kerja Sama Luar Negeri Iwan Winardi turut menjelaskan, bahwa Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan. Memiliki beraneka ragam makanan dan minuman.

Rata-rata produsen dan populasi konsumen berada di Pulau Jawa. Saat ini ada 62 persen penduduk usia produktif di Indonesia.

Namun demikian, negara ini juga menghadapi tantangan kurs mata uang, energi, logistik hingga inflasi pangan.

"Saat ini tren pasca pandemi, konsumen lebih banyak belanja di luar rumah, bukan di dalam rumah," katanya.

Tren makanan dan minuman terbaru adalah para konsumen membatasi konsumsi gula sehingga produksi harus mereformulasi produk. Maka inovasi baru seperti itulah yang ditawarkan para produsen di bawah GAPMI dalam pameran. 

"Di pameran ini kami ingin menunjukkan kontribusi para produsen, membuat inovasi dan mengajak mengelola food loss di Indonesia sebagai negara penghasil food loss terbesar," ucapnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (APKRINDO) Jatim Ferry Setiawan pada kesempatan ini ikut menuturkan, pembekalan expo seperti yang ada dalam East Food Indonesia sangat penting bagi para pelaku usaha. 

Ia optimis bisnis makanan dan minuman tak akan pernah mati karena merupakan kebutuhan dasar manusia. Namun industri akan mati ketika tidak ada inovasi.

Dengan demikian, tren dan inovasi teknologi dalam East Food Indonesia dan East Pack Surabaya sangat dinanti para pelaku ekosistem food and beverage.

Berdasarkan data, terdapat sekitar 270 juta masyarakat di Indonesia sebagai market terbesar global. Dimana Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara penyumbang makanan sisa terbanyak. 

"Adalah sebuah pekerjaan rumah menurunkan food waste," ujarnya.

Ferry Setiawan berharap banyak diselenggarakan event expo seperti East Food Indonesia supaya memfasilitasi para pengusaha cafe dan restoran yang tergabung di APKRINDO untuk mengerti informasi perkembangan dan inovasi baik dari sisi produk, peralatan dan juga teknologi guna mendukung usaha yang sudah dijalani.(*)

 

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.