TIMES JATIM, JOMBANG – Maraknya judi online menjadi penyakit masyarakat yang sangat memperihatinkan. Fenomena buruk yang kini merambah dikalangan anak muda nenjadi perhatian khusus bagi Ahmad Athoillah (Gus Athoillah), anggota DPRD Jawa Timur.
Pria yang akrab disapa Gus Athoillah menegaskan bahwa judi online tidak hanya merusak karakter generasi muda, tetapi juga menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya angka kemiskinan baru di Indonesia.
Menurut Wakil Rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) maraknya judi online yang menjebak jutaan masyarakat, terutama kalangan anak muda.
"Judi online bukan sekadar masalah kerugian finansial, tapi juga menghancurkan mental dan karakter generasi muda kita. Mereka yang seharusnya produktif justru terperangkap dalam harapan semu untuk cepat kaya melalui judi," tegasnya saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).
Dari data yang disampaikan oleh Menko Polkam, Budi Gunawan, di Jakarta Timur pada November 2024 lalu, tercatat ada sekitar 8,8 juta pemain judi online di Indonesia, dengan mayoritas dari mereka berasal dari kalangan masyarakat bawah dan anak muda.
Gus Athoillah mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen pemain judi online adalah anak muda yang berpenghasilan rendah.
"Hal ini sangat mengkhawatirkan karena mereka tertipu oleh janji keuntungan besar, padahal kenyataannya selalu merugi," tambahnya.
Sebagai pengasuh Asrama Sunan Ampel di Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang, Gus Athoillah sangat prihatin dengan dampak moral dan mental yang ditimbulkan oleh judi online. Ia menyebut judi online sebagai bentuk kecanduan yang merusak karakter dan membentuk generasi muda dengan mental instan, yang cenderung mencari jalan cepat tanpa upaya produktif.
“Generasi muda seharusnya diarahkan pada pendidikan, keterampilan, dan kewirausahaan, bukan pada hidup instan yang dipromosikan oleh judi online. Jika ini dibiarkan, kita akan memiliki generasi yang lemah mental dan tidak produktif,” ungkapnya.
Gus Athoillah juga menekankan bahwa fenomena judi online ini telah memperparah angka kemiskinan baru di Indonesia.
“Banyak dari mereka yang bermain judi online mengeluarkan modal besar dengan harapan meraih untung, tetapi pada akhirnya mereka jatuh miskin karena terus merugi,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Gus Athoillah meminta pemerintah untuk bertindak tegas dengan meningkatkan literasi masyarakat terkait bahaya judi online, terutama di kalangan muda.
Menurutnya, langkah edukasi harus diperkuat dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, seperti pendamping desa, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), serta kader pembangunan.
Selain literasi, Gus Athoillah juga mendorong peningkatan pengawasan dan penegakan hukum terhadap situs-situs judi online yang kian marak.
"Penegakan hukum harus tegas, pemerintah pusat dan daerah perlu bekerja sama dalam menutup akses dan memberantas situs-situs judi online ini," tegasnya.
Tak hanya itu, Gus Athoillah mengusulkan penguatan program-program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat bawah dan anak muda. Menurutnya, dengan memberikan kesempatan dan dorongan untuk terjun ke sektor-sektor produktif, seperti kewirausahaan, teknologi, dan industri kreatif, generasi muda akan memiliki alternatif yang lebih baik daripada terjerumus dalam judi online.
“Kita harus mendorong pemuda untuk terlibat dalam sektor-sektor yang bermanfaat dan produktif. Hanya dengan langkah ini, kita bisa menekan fenomena judi online dan membentuk generasi yang tangguh serta berdaya saing,” imbuhnya.
Gus Athoillah berharap melalui edukasi, pemberdayaan ekonomi, dan penegakan hukum yang lebih kuat, judi online dapat ditekan dan generasi muda Indonesia bisa tumbuh menjadi pribadi yang produktif serta berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa.
“Judi online adalah ancaman serius bagi karakter bangsa kita. Butuh kerjasama dan komitmen dari semua pihak—pemerintah, masyarakat, dan lembaga sosial—untuk bersama-sama memerangi fenomena ini dan melindungi generasi muda kita,” pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Gus Athoillah Tegaskan Judi Online Picu Kemiskinan dan Degradasi Moral Generasi Muda
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Deasy Mayasari |